GOR Djarum Jati, Kudus Jawa Tengah. (Ist/PB Djarum)

Audisi Djarum Masuki Tahap Kedua

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Sebanyak 1.060 pebulutangkis belia melanjutkan langkah mereka dalam proses seleksi Tahap II (kedua) Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/10/2022). Di fase ini, para peserta dituntut menampilkan performa terbaik agar terpilih oleh Tim Pencari Bakat untuk melangkah ke babak turnamen.

Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, Sigit Budiarto mengatakan, Screening Tahap II memberikan kesempatan bagi para atlet untuk unjuk kemampuan dengan durasi 10 menit di atas lapangan. Dalam kurun waktu tersebut, kualitas dan bakat si atlet akan dipantau secara menyeluruh baik dari sisi teknik maupun mental. Tahap ini merupakan seleksi yang baru diterapkan pada Audisi Umum tahun ini. Sebelumnya, Audisi Umum hanya memasukkan satu tahapan screening yakni lima menit sebelum para atlet melanjutkan langkah mereka ke fase gugur.

“Setelah tahap screening lima menit, kami berusaha memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta untuk menunjukkan bakat terbaik mereka. Sehingga, kami dapat melihat kemampuan mereka lebih jelas lagi untuk bisa menentukan bakat-bakat yang lolos ke turnamen,” kata Sigit melalui keterangan tertulis. Ia melanjutkan, pada Screening Tahap II, Tim Pencari Bakat lebih mendalami berbagai elemen penilaian mulai dari cara bermain dan memukul, footwork, hingga teknik dasar, dan juga memantau daya juang atlet ketika berlaga di tengah lapangan.

“Jadi pada screening kedua ini memang kita perketat supaya memperkecil kecolongan dari screening pertama. Kami berharap agar peserta yang berlaga di turnamen sudah memiliki bekal teknik dan daya juang yang cukup untuk bertanding. Karena di turnamen mendatang, penentuan lolos atau tidaknya ditentukan berdasarkan skor pertandingan,” papar Sigit.

Difabel

Pada Screening Tahap II, sebanyak 1.060 peserta yang lolos terdiri dari 336 atlet putra U-11, 170 atlet putri U-11, 389 atlet putra U-13, dan 165 putri U-13. Kenji Satria Pamungkas (U-13 Putra), dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, tak mematahkan semangat dari peserta asal Sragen, Jawa Tengah ini untuk menggapai mimpinya untuk bergabung ke PB Djarum.

Kenji Satria Pamungkas (Ist)

Ditemani kedua orangtua serta pelatih, Kenji berusaha semaksimal mungkin agar dapat mencuri perhatian Tim Pencari Bakat dengan gaya bermain yang berbeda dari peserta lainnya.

“Walaupun aku seperti ini (difabel), tapi aku tetap optimis lanjut ke turnamen. Yang membuat aku semangat adalah orangtua dan pelatih karena mereka selalu mendukung aku supaya bisa mewujudkan mimpi aku di dunia bulutangkis. Semoga aku bisa masuk jadi atlet PB Djarum,” ujar Kenji.

Setelah screening tahap kedua, Audisi Umum PB Djarum 2022 akan berlanjut ke tahap turnamen dari tanggal 21 Oktober hingga 23 Oktober 2022 dan selanjutnya memasuki babak karantina. Untuk kategori putra, para semifinalis di kelompok usia U-11 dan U-13 akan masuk ke tahap karantina. Sementara di sektor putri, mereka yang berhak melaju ke tahap karantina adalah yang berhasil masuk ke babak final turnamen.

Legenda bulutangkis Indonesia yang merupakan Juara All England tiga kali (tahun 1978, 1979, 1981), Liem Swie King yang turut bergabung dalam Tim Pencari Bakat mengapresiasi perjuangan para atlet muda dalam mengejar Super Tiket guna bergabung menjadi atlet PB Djarum. King berpesan para atlet muda harus menunjukkan daya juang tinggi ketika bertanding di atas lapangan karena hal tersebut menjadi salah satu faktor penilaian agar para atlet dapat lolos ke babak selanjutnya.

“Saya takjub melihat jumlah peserta yang sedemikian banyak. Mereka memiliki semangat yang sangat luar biasa. Untuk itu, saya berpesan pantang menyerah ketika bertanding, agar mendapatkan hasil yang terbaik,” kata King. Selain Liem Swie King, Tim Pencari Bakat juga dihuni oleh barisan legenda bulutangkis Indonesia, yaitu Alan Budikusuma, Susy Susanti, Eddy Hartono, Haryanto Arbi, Kartono, Maria Kristin, Fung Permadi, Ivana Lie, Liliyana Natsir, Lius Pongoh, Richard Mainaky, Yuni Kartika, dan Tontowi Ahmad.