Seorang anggota Koptan Bertuah berada di lahan yang dikelola di Pekanbaru. (Dok/Maurit Simanungkalit)

Koptan Bertuah Kesulitan Urus Legalitas Lahan Pertanian

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Puluhan orang yang tergabung dalam Kelompok Tani (Koptan) Bertuah mengolah lahan pertanian di Desa Muara Fajar, Pekanbaru. Lokasi iki telah dimekarkan menjadi Kelurahan Muara Fajar Timur. Kendati demikian, Koptan yang beranggotakan 25 Kepala Keluarga (KK) ini hanya dapat mengambil hasil tanah. Sedangkan legalitas atau surat-surat tanahnya tak dimiliki.

Ketua Kelompok Tani Bertuah, Nampat Tarigan kepada Independensi.com, Rabu (11/1/2023) di Muara Fajar, Pekanbaru mengatakan, tanah sekitar 50 hektar itu, sudah dikelola sejak tahun 1994 lalu, saat Kepala Desa Muara Fajar masih dijabat Syawab (almarhum). Kemudian pada 6 Februari 1997, Kepala Desa yang saat itu dijabat Zainal Abidin, menerbitkan surat keterangan persetujuan pengolahan lahan untuk Koptan Bertuah.

Nampat Tarigan

Dalam Surat Keterangan nomor 06/SKET/MF/1997, Kepala Desa menyatakan bahwa lahan seluas sekitar 50 hektar yang telah diolah sejak tahun 1994 yang terletak di ujung jalan Ikan Raya, Desa Muara Fajar, diberikan hak pengolahan serta kepemilikannya kepada Koptan Bertuah. “Sayangnya, selama 29 tahun kami mengolah lahan sebagai petani berbagai macam sayuran hingga kelapa sawit, untuk mengurus legalitasnya selalu kandas,” ungkap Nampat.

Sementara itu, legalitas tanah yang dikelola Koptan Bertuah ternyata ternyata terdapat surat atas nama Leo Pascalis Jose bersama keluarganya. Bahkan terdapat Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR) atas nama Leo Pascalis Jose dalam surat yang terbit 16 Februari 2010. Di surat tersebut tercantum nama Ketua RT 04/ RW 03 Kelurahan Muara Fajar adalah Narsum berikut tanda tangam dan stempel RT.

Ketika dikonfirmasi kepada Narsum yang kini sudah tidak menjabat, mengaku saat masih bertugas tidak pernah mempersulit warga. Bahkan dirinya menegaskan tidak pernah menandatangani surat-surat tanah yang berkaitan dengan nama orang lain di atas lahan yang dikelola Kelompok Tani Bertuah.

“Saya tidak mau terlibat dengan lahan yang selama ini dikelola Kelompok Tani Bertuah. Pastinya saya tidak pernah menanda tangani surat-surat atas lahan Koptan Bertuah,” tegas Narsum. Dia tetap pada pendiriannya tidak pernah menandatangani surat tersebut dan terus mengelak hingga menyebut surat tanah atas nama Leo diperoleh jauh sebelum kepemimpinannya sebagai Ketua RT 04.

Tokoh Masyarakat

Sementara itu tokoh masyarakat Muara Fajar Timur, Bukti Ginting dan Tarzan Tarigan saat dihubungi Independensi.com secara terpisah mengatakan, sepanjang pengetahuan mereka ahan tersebut dikelola Kelompok Tani Bertuah sejak tahun 90-an. Bukti yang akrab disapa Uban mengatakan, dari lahan tersebut ditanami sayuran yang sempat menjadi penyanggah hasil pertanian untuk Kota Pekanbaru.

Namun kemudian sayuran mereka ganti dengan tanaman kelapa sawit dan saat ini sudah tinggi, karena usianya sudah dua puluhan tahun. “Saya mengetahui persis siapa yang mengolah lahan diatas lahan Koptan Bertuah itu, karena tempat saya tinggal sangat dekat, jadi bukan mengada-ngada,” ujar Uban. “Sepanjang pengetahuan saya, tidak pernah ada pihak lain mengolah lahan diatas lahan tersebut,” imbuh Tarzan yang sudah tinggal di sekitar lahan sejak 1990.

Di tempat terpisah, Lurah Muara Fajar Timur Muchlis saat dikonfirmasi mengakui, Kelompok Tani Bertuah dibawah kepemimpinan Nampat Tarigan masih aktif mengolah lahan di daerahnya. Hanya saja legalitas tanah telah terbit surat atas nama Leo Pascalis Jose bersama keluarganya.

“Saya bersama Camat Rumbai Barat yang saat itu masih dijabat Pak Jasrul, sudah terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan antara Koptan Bertuah dengan Leo ini. Beberapa kali upaya mediasi kita lakukan, pihak Kelompok Tani Bertuah yang diwakili Pak Tarigan dengan pengurus lainnya selalu hadir. Sayangnya, Leo tak pernah hadir menghargai undangan kami dan hanya mewakilkan pada keluarganya,” ungkap Muchlis.

Lebih jauh Muchlis mengatakan, pihaknya pernah mendatangi kediaman Leo agar bersedia hadir untuk bermediasi dengan Koptan Bertuah mengenai persoalan ini. Hanya saja hingga kini belum membuahkan hasil. (Maurit Simanungkalit)