Gus Falah : Kampanye LGBT, Propaganda Liberalisme Yang Tak Sesuai Pancasila

Loading

Jakarta-Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menanggapi rencana digelarnya pertemuan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) Se-ASEAN lewat program ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) di Jakarta, yang kemudian dibatalkan.

Gus Falah menegaskan, kegiatan kelompok LGBT yang akhirnya dibatalkan itu merupakan bagian dari propaganda ideologi liberalisme yang bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.

“Meski akhirnya dibatalkan karenya banyaknya penolakan, namun kita tak boleh berkurang kewaspadaannya terhadap propaganda liberalisme ini, karena mereka tak akan berhenti sampai pernikahan sejenis dilegalisasi di negara kita,” tegas Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.

Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, sebagai bangsa yang memegang teguh Pancasila, bangsa Indonesia tak bisa menerima legalisasi pernikahan sesama jenis yang menjadi tujuan gerakan LGBT.

Pancasila, ujar Gus Falah, salah satu unsur utamanya adalah nilai-nilai agama yang terwujud dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan semua agama di Indonesia menolak praktik homoseksual atau LGBT.

“Dan karena nilai-nilai agama itu juga melekat pada Pancasila, maka Pancasila pun menolak praktik atau legalisasi LGBT,” ujar Gus Falah.

Ketua Tanfidziyah PBNU itu melanjutkan, kampanye LGBT merupakan propaganda liberalisme yang dilancarkan negara-negara serta kelompok-kelompok dari Barat ke seluruh dunia.

Saat ini, ungkap Gus Falah, sudah lebih dari 30 negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Sebagian besar adalah negara-negara yang terpengaruh liberalisme Barat.

Dan Indonesia yang berlandaskan Pancasila menjadi sasaran propaganda ideologi liberalisme yang berwujud kampanye LGBT itu, termasuk dari lembaga-lembaga internasional seperti UNDP dan USAID.

“Jadi kita ini dirongrong oleh ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, seperti liberalisme dan ekstremisme agama, disinilah pentingnya ketahanan ideologi Pancasila,” tegas Gus Falah.