Denpasar (Independensi.com) – Festival film menjadi ajang untuk menampilkan film-film terbaru, termasuk film-film yang belum pernah ditayangkan sebelumnya yang dapat memberikan dampak positif selain memberikan pengalaman budaya bagi masyarakat setempat juga dapat memberikan manfaat ekonomi sebagai daya tarik wisata.
Hal itu dikemukakan oleh M. Amin Abdullah Direktur Musik, Film and Animasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif disela-sela pembukaan Bali International Film Festival (BALINALE) 2024 di Plaza Renon Denpasar, Sabtu (1/6/2024)
“Kedepan, diharapkan event ini tidak hanya menjadikan Bali sebagai daerah tujuan wisata namun juga sebagai wadah bagi berkumpulnya insan-insan film seluruh dunia untuk saling berbagi informasi, ‘sharing knowledge’ tentang bagaimana membuat dan merefleksikan sebuah inspirasi menjadi sebuah sebuah film dengan segala inovasinya,” kata Amin.
Festival ini didirikan pada 2007 oleh Bali Film Center (BFC), yang menyediakan layanan profesional dan dukungan produksi film dan televisi di Indonesia. BFC berdiri sejak 2002, merupakan Business Member of the Location Managers Guild International, ATA Carnet Film Organization, dan menjadi salah satu anggota dari 18 negara Asian Film Commissions Network.
Balinale dikenal secara internasional karena keragaman program dan bertujuan pada peningkatan kualitas melalui program seperti Bali Film Forum. Forum ini merupakan tempat bagi para pembuat film internasional maupun para profesional Indonesia, mendiskusikan film, tren, peluang kerja sama produksi dan adaptasi atas tuntutan industri perfilman yang berkembang begitu pesat.
“Kami harus tetap optimis Balinale nantinya akan menjadi besar seperti halnya Festival Film Cannes yaitu festival film tahunan yang diadakan di Cannes, Prancis yang menampilkan film-film baru semua genre dari seluruh dunia. Festival ini kebetulan dihadiri oleh pengunjung dari seluruh dunia dan banyak bintang Hollywood dan merupakan tempat populer bagi produser film untuk meluncurkan film baru mereka,”
Balinale juga menghadirkan filmnya netizen Indonesia yaitu ‘The Architecture of Love’ yang sedang populer dan mendapat pujian dengan mengangkat kisah cinta yang penuh lika-liku antara seorang penulis dan seorang arsitek. Film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Putri Marino yang diangkat dari novel populer karya Ika Natassa dan disutradarai Reza Servia dari Starvision Plus ini mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti menghadapi patah hati, kehilangan, dan proses penyembuhan. Tak kalah menarik juga ada Film Fly Me to The Moon garapan sutradara Sasha Chuk.
Balinale dikenal secara internasional karena keragaman program dan bertujuan pada peningkatan kualitas melalui program seperti Bali Film Forum. Forum ini merupakan tempat bagi para pembuat film internasional maupun para profesional Indonesia, mendiskusikan film, tren, peluang kerja sama produksi dan adaptasi atas tuntutan industri perfilman yang berkembang begitu pesat. (hd)