JAKARTA (IndependensI.com) – Tim Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia berkolaborasi dengan Universitas Mataram dan Komunitas Pecinta Penyu Mapak (KP2M) menjalankan serangkaian program yang bertujuan mengembalikan dan meningkatkan ekowisata di Pantai Mapak Indah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Ekowisata merupakan bentuk berkelanjutan dari wisata berbasis sumber daya alam yang fokus utamanya adalah pada pengalaman dan pembelajaran mengenai alam, yang dikelola dengan meminimalisir dampak, non-konsumtif, dan berorientasi lokal (Tanaya & Rudiarto 2014).
Pada saat ini, ekowisata menjadi aktivitas ekonomi penting yang memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman mengenai alam, budaya, dan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati, salah satunya konservasi penyu (Iswandi 2015).
Tim Pengabdi Masyarakat UI berupaya merevitalisasi Pantai Mapak Indah pada 2–5 Agustus 2024. Program yang dibawakan tim pengabdi ini berjudul “Ekowisata Penyu: Pengembangan Wisata Berbasis Konservasi Penyu di Pantai Mapak Indah, Mataram, Nusa Tenggara Barat” yang didanai oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia tahun 2024 dengan bantuan sponsor dari PT Citilink Indonesia.
Kegiatan kepedulian masyarakat di Lombok ini dibimbing oleh Dosen FMIPA UI yaitu Dr. Retno Lestari, M.Si. dan diketuai oleh Sholah Syahadah dengan lima anggota mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan Ekowisata Penyu juga melibatkan bantuan dari mahasiswa Universitas Mataram, Komunitas Pecinta Penyu Mapak (KP2M), dan masyarakat sekitar Pantai Mapak Indah.
Pantai Mapak Indah merupakan wilayah pantai di Lombok Barat yang memiliki daya tarik berupa pantai yang indah, fasilitas yang nyaman dan terdapat wilayah konservasi penyu. Namun pada tahun 2020 Pantai Mapak Indah mengalami abrasi yang menyebabkan kerusakan infrastruktur Pantai Mapak Indah dan penurunan tingkat kunjungan wisatawan. Kerusakan yang terjadi di Pantai Mapak Indah dapat terlihat pada area konservasi penyu, pelaku UMKM sekitar, ruang edukasi, dan fasilitas umum seperti mushola serta toilet.
Tim ekowisata berinisiatif untuk berusaha memulihkan dan menghidupkan kembali beberapa fasilitas yang terdampak abrasi seperti pinggiran pantai, mushola, toilet, dan ruang edukasi. Proses pemulihan fasilitas dilakukan secara gotong royong oleh mahasiswa Universitas Indonesia bersama dengan mahasiswa Universitas Mataram. Revitalisasi fasilitas dilakukan guna memberikan akses kenyamanan pada wisatawan yang berkunjung ke Pantai Mapak Indah.
Selain itu terdapat juga kegiatan bersih-bersih pantai dan penanaman cemara laut. Kondisi pantai yang kotor akibat sampah yang berserakan di sekitar pantai menjadi salah satu penyebab Pantai Mapak Indah menjadi kurang terpandang. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pembersihan pantai yang dilakukan pada keseluruhan lingkungan pantai. Lalu tim pengabdi juga melakukan kegiatan penanaman 50 cemara laut sebagai salah satu upaya pencegahan abrasi.
Konservasi
Selanjutnya, untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Pantai Mapak Indah, tim pengabdi melakukan tur ekowisata untuk mengenalkan wilayah konservasi penyu di Pantai Mapak Indah. Tur ekowisata juga bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat sekitar mengenai jenis-jenis penyu, proses pertumbuhan penyu, tingkat kepunahan, dan jenis makanan penyu. Diharapkan, dengan dilakukannya tur ekowisata dapat mengenalkan dan menarik perhatian dan minat wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Mapak Indah.
Kemudian tim pengabdi juga berusaha melakukan digitalisasi dengan memperbarui foto pada Google Maps. Sosial media seperti Facebook juga dibuat untuk memaparkan informasi terkini mengenai kegiatan harian konservasi penyu. Kegiatan digitalisasi ini dilakukan untuk mengenalkan dan menginformasikan kondisi terkini dari Pantai Mapak Indah.
Ketua KP2M Mahendra Irawan atau biasa disapa Pak Awan mengutarakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat menjadi gerakan awal untuk membangun kembali Pantai Mapak Indah yang dapat menarik wisatawan.
“Kegiatan yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan dibantu oleh Universitas Mataram ini sangat bermanfaat, terutama untuk merapikan kembali Pantai Mapak Indah yang hancur terkena abrasi,” ujar Pak Awan.
Dosen Pembimbing program pengabdian masyarakat ekowisata penyu, Dr. Retno Lestari, M.Si. menyatakan bahwa program ini tidak boleh berhenti hanya sampai disini. Diperlukan kerja sama antara Universitas Indonesia, KP2M, Universitas Mataram, dan masyarakat sekitar untuk menjaga keberlanjutan dari program ini.
“Kegiatan ini sudah dilaksanakan dengan maksimal dan dilakukan secara bersama-sama dibantu oleh berbagai pihak. Semoga setelah acara ini selesai, KP2M, Universitas Mataram, dan Universitas Indonesia dapat tetap berkomunikasi untuk memonitoring dan menjaga keberlanjutan dari ekowisata di Pantai Mapak Indah,” ungkap Dr. Retno.