Lulusan terbaik program Doktor sepesifikasi Hukum Energi di Universitas Aberdeen, Inggris Ahmad Usmarwi Kaffah, PhD

Energi Nusantara 2045: Mewujudkan Ketahanan Energi Berbasis Sumber Daya Alam Indonesia

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Seiring dengan semakin bertambahnya usia Indonesia yang mendekati masa emas pada tahun 2045, isu mengenai ketahanan energi menjadi salah satu topik yang krusial. Di tengah perkembangan teknologi dan kebutuhan energi global, Indonesia dituntut untuk mampu mendeteksi dan mempersiapkan sumber energi andalan yang tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan nasional, tetapi juga sejalan dengan misi global dalam mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim. Oleh karena itu, pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan menjadi sebuah keharusan untuk menciptakan keberlanjutan bagi generasi mendatang.

Pada 2045, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada energi fosil yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Sebaliknya, Indonesia perlu beralih ke energi terbarukan atau bahkan energi campuran yang rendah hingga nol emisi karbon. Sumber energi yang ramah lingkungan dan sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia harus menjadi prioritas utama dalam menyusun strategi energi nasional untuk masa depan.

Energi Terbarukan: Solusi Masa Depan

Di banyak negara maju, transisi menuju energi terbarukan sudah menjadi kenyataan. Eropa, misalnya, telah menetapkan target penggunaan energi terbarukan sebesar 20% sejak 2020. Inggris, salah satu negara di Eropa, mengandalkan tenaga angin (wind power) untuk menghasilkan listrik di banyak daerahnya. Di sisi lain, negara-negara tropis, seperti Indonesia, lebih cocok memanfaatkan tenaga surya (solar panel) untuk memanfaatkan radiasi panas matahari. Penggunaan teknologi solar panel sangat relevan di negara seperti Indonesia yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun.

Lulusan terbaik program Doktor sepesifikasi Hukum Energi di Universitas Aberdeen, Inggris Ahmad Usmarwi Kaffah, PhD saat melakukan sesi foto  di jakarta, Rabu (18/9/2024).

Selain tenaga surya, energi panas bumi (geothermal energy) juga memiliki potensi besar di Indonesia. Daerah-daerah seperti Semende, Kabupaten Muara Enim, sudah mulai mengembangkan potensi panas bumi yang dikelola oleh perusahaan swasta. Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, perlu terus memantau dan memastikan bahwa eksploitasi energi ini dilakukan dengan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) harus diterapkan untuk memastikan bahwa pengelolaan energi tidak menyebabkan kerusakan ekosistem dan memberikan manfaat jangka panjang.

Metan Hidrat: Masa Depan Energi Dunia

Namun, di luar energi terbarukan yang sudah banyak dikenal, ada satu sumber energi yang memiliki potensi besar untuk menjadi andalan masa depan Indonesia, yaitu metan hidrat (methane hydrates). Sumber energi ini masih jarang dibicarakan, tetapi memiliki kapasitas untuk membawa Indonesia menjadi yang terdepan dalam pengelolaannya, bahkan di tingkat global.

Metan hidrat adalah sumber daya alam berbentuk es padat yang mengandung gas metan. Ketika dieksploitasi, metan hidrat dapat menghasilkan dua komponen penting: gas dan air. Menurut penelitian, wilayah perairan laut Indonesia memiliki cadangan metan hidrat yang sangat besar, diperkirakan mencapai 800 Tcf (trillion cubic feet) gas metan. Jika dieksploitasi dengan tepat, cadangan ini dapat memberikan ketahanan energi bagi Indonesia selama 800 tahun. Selain itu, air yang dihasilkan dari proses eksploitasi metan hidrat dapat membantu mengatasi krisis air bersih di daerah pesisir dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Potensi besar metan hidrat tidak hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan energi nasional. Gas yang dihasilkan dari metan hidrat dapat digunakan oleh pembangkit listrik lepas pantai yang kemudian dialirkan ke daratan melalui kabel bawah laut. Sementara itu, air yang dihasilkan dapat disalurkan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan melalui pipa atau kapal besar.

Tantangan dan Peluang

Meskipun potensi metan hidrat sangat besar, hingga saat ini belum ada negara yang secara komersial berhasil mengelola sumber energi ini. Cina dan Jepang adalah dua negara yang sudah melakukan uji coba teknologi metan hidrat, tetapi belum mencapai tahap yang memungkinkan untuk produksi massal. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk berinvestasi dalam riset dan pengembangan teknologi metan hidrat.

Indonesia memiliki kesempatan emas untuk menjadi yang terdepan dalam pengelolaan metan hidrat. Pemerintah dan sektor swasta harus bersinergi dalam melakukan investasi riset, baik dengan menggandeng negara-negara yang sudah lebih maju dalam uji coba teknologi ini maupun dengan mengembangkan riset secara mandiri. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga harus menjadi perhatian utama agar Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi asing, tetapi juga dapat menciptakan inovasi teknologi metan hidrat sendiri.

Menuju Indonesia Emas 2045

Untuk mencapai visi Indonesia sebagai pemimpin dalam pengelolaan energi masa depan, dibutuhkan perencanaan strategis yang matang serta investasi jangka panjang dalam riset dan teknologi. Mimpi besar Indonesia untuk menjadi negara pertama yang berhasil mengelola metan hidrat secara komersial pada 2045 bukanlah hal yang mustahil. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki semua potensi untuk mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan dan menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia.

Energi Nusantara 2045 bukan hanya tentang mengamankan pasokan energi untuk generasi mendatang, tetapi juga tentang membangun kemandirian energi yang berbasis pada potensi lokal dan inovasi teknologi. Dengan semangat yang sama, Indonesia dapat menjadikan momentum usia emasnya sebagai titik awal untuk memimpin dunia dalam pengelolaan energi bersih dan ramah lingkungan.