Sikap Arogan Ketua DPRD Cirebon, KONI Siap Ambil Jalur Hukum

Loading

CIREBON (IndependensI.com) – Latihan rutin Marching Band di SMA Santa Maria Cirebon yang biasanya berlangsung damai berubah jadi panas sore tadi. Ketua DPRD Kota Cirebon, Andri Sulistyo, terlibat dalam insiden tak terduga yang memicu ketegangan. Acara yang dihadiri berbagai elemen penting, termasuk PJ Walikota, para pejabat sekolah, dan perwakilan KONI, berubah menjadi medan konfrontasi setelah komentar pedas Andri soal anggaran KONI memancing reaksi keras.

Seusai kejadian, perwakilan KONI segera menggelar konferensi pers. Mereka menyatakan kekecewaan mendalam atas sikap Andri yang dinilai arogan. Ketua Bidang Organisasi KONI Kota Cirebon, Duddy Juharno, menegaskan bahwa ketua mereka, yang semestinya hadir, memilih absen karena masih terkejut dan kecewa.

“Ini bukan soal individu, ini soal harga diri organisasi. Kami kecewa dengan sikap Andri yang mempermalukan kami di hadapan publik,” ungkap Duddy dengan nada penuh kekecewaan.

Perseteruan bermula ketika Andri mempertanyakan penggunaan anggaran KONI. Namun, menurut KONI, apa yang disampaikan Andri tidak akurat dan cenderung provokatif. KONI menegaskan, mereka tidak langsung berhubungan dengan klub, tetapi mengurusi cabang olahraga yang sedang mengalami kendala operasional.

Puncak ketegangan terjadi ketika Andri secara terang-terangan menunjuk-nunjuk Ketua KONI yang merupakan seorang perempuan, yang memicu amarah perwakilan KONI. Tak hanya itu, hampir terjadi bentrokan fisik ketika upaya mediasi malah dibalas dengan sikap keras Andri.

“Kami berusaha menahan diri, tapi Andri semakin agresif. Bahkan, ucapan pribadinya semakin tak terkontrol,” kata Duddy lagi.

Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi KONI Cirebon, Erawan Effendi, juga mengecam sikap Andri. Menurutnya, tindakan tersebut tidak mencerminkan seorang pimpinan dewan yang seharusnya menjaga wibawa dan etika. Erawan menyebutkan, pihaknya tengah mengevaluasi insiden ini dan tidak menutup kemungkinan akan menempuh jalur hukum atau mengajukan somasi.

“Kami hanya ingin dialog yang sehat dan konstruktif, bukan arogansi. Harapannya, kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak,” tambah Erawan dengan tegas.

Ketegangan antara DPRD dan KONI Cirebon ini telah menarik perhatian publik dan diprediksi akan mempengaruhi hubungan kedua lembaga ke depannya. Insiden ini menyoroti pentingnya etika komunikasi antar lembaga penting di Kota Cirebon, dan langkah berikutnya dari kedua belah pihak akan diawasi banyak pihak. ()