satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari 2014 hingga 2024.

Ekonomi Indonesia Naik Peringkat Dunia Selama10 Tahun Jokowi (2014-2024)

Loading

JAKARTA (Independensi.com)- –Selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari 2014 hingga 2024, ekonomi Indonesia tidak hanya menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, tetapi juga berhasil naik peringkat di kancah ekonomi global. Berdasarkan analisis dari LSI Denny JA yang memanfaatkan data World Bank, Indonesia berhasil memperbaiki posisi ekonominya secara global, menempatkannya sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang semakin diperhitungkan.

Pada awal masa pemerintahan Jokowi, yakni tahun 2014, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tercatat sebesar US$ 890,81 miliar. Dengan angka ini, Indonesia berada di peringkat ke-18 sebagai ekonomi terbesar dunia. Namun, berkat berbagai kebijakan dan pembangunan yang dilakukan selama satu dekade terakhir, PDB Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2023, PDB Indonesia naik menjadi US$ 1,37 triliun, mengangkat posisi Indonesia ke peringkat ke-16 di dunia.

Mengukur Kinerja Pemerintahan dengan Indeks Global

LSI Denny JA telah mengembangkan metode evaluasi yang komprehensif untuk menilai kinerja seorang presiden setelah masa jabatannya usai. Dalam hal ini, tujuh indeks global digunakan sebagai alat ukur, bersumber dari lembaga internasional terkemuka seperti World Bank, Transparency International, The Heritage Foundation, hingga SDSN di bawah naungan PBB. Evaluasi ini tidak hanya dilakukan terhadap Jokowi, tetapi juga akan diterapkan pada presiden-presiden berikutnya.

Indeks yang digunakan mencakup berbagai dimensi seperti ekonomi, politik, hukum, dan sosial, sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai capaian pemerintahan. Dari evaluasi yang dilakukan terhadap masa kepemimpinan Jokowi (2014-2024, atau 2014-2023 jika data 2024 belum tersedia), LSI Denny JA mencatat bahwa Jokowi mendapatkan 3 rapor biru (positif), 3 rapor netral, dan 1 rapor merah.

Fokus kali ini adalah pada penilaian Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kesehatan ekonomi suatu negara. PDB mencerminkan tingkat produktivitas dan ukuran ekonomi, dan digunakan secara luas oleh pemerintah, investor, serta pembuat kebijakan untuk menyusun strategi ekonomi.

Mengapa Produk Domestik Bruto (PDB) Penting?

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran total nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun. PDB tidak hanya mencerminkan produktivitas tetapi juga menjadi indikator utama untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Lembaga seperti World Bank yang mengukur PDB secara global memiliki kredibilitas tinggi dalam pengumpulan dan pengolahan data ekonomi.

Sejak mulai diukur secara sistematis pada tahun 1966 oleh World Bank, PDB menjadi patokan utama untuk lebih dari 190 negara di seluruh dunia. Peningkatan nilai dan peringkat PDB suatu negara menunjukkan adanya pertumbuhan aktivitas ekonomi yang sehat, yang pada akhirnya memengaruhi kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup.

Pertumbuhan PDB Indonesia di Era Jokowi

Jika membandingkan data PDB Indonesia dari tahun 2014 hingga 2023, terlihat adanya peningkatan yang konsisten. Pada tahun 2014, PDB Indonesia sebesar US$ 890,81 miliar, menempatkannya di peringkat ke-18 ekonomi terbesar dunia. Namun, berkat kebijakan ekonomi yang diterapkan Jokowi, terutama fokus pada pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi, PDB Indonesia naik menjadi US$ 1,37 triliun pada tahun 2023, mengangkat Indonesia ke posisi ke-16 di dunia.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia berhasil tumbuh stabil selama satu dekade pemerintahan Jokowi. Infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dengan proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan rel kereta api yang menciptakan jaringan transportasi lebih efisien.

Selain itu, kebijakan deregulasi dan pemangkasan aturan yang menghambat investasi juga berkontribusi terhadap perbaikan iklim bisnis di Indonesia. Hal ini tercermin dari peningkatan peringkat Indonesia dalam Indeks Kebebasan Ekonomi yang menunjukkan perbaikan selama masa pemerintahan Jokowi.

Tantangan dan Peluang Perbaikan

Meski terdapat pencapaian signifikan, tantangan tetap ada. Ketimpangan ekonomi antar daerah masih menjadi isu yang harus dihadapi. Meskipun ekonomi nasional tumbuh, disparitas pembangunan antara Pulau Jawa dan luar Jawa tetap tinggi, di mana akses infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan di luar Jawa masih belum merata.

Diversifikasi ekonomi juga menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap ekspor komoditas seperti batu bara dan minyak sawit. Ketika harga komoditas global turun, pendapatan negara ikut terpengaruh, yang pada gilirannya memengaruhi stabilitas ekonomi.

Isu lain adalah korupsi, yang meski sudah ada berbagai upaya pemberantasan, tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Upaya peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam sektor publik harus terus dilakukan.

Menatap Masa Depan Ekonomi Indonesia

Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh stabil dan peringkat global Indonesia meningkat. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi global di Asia dan dunia. Tantangan seperti ketimpangan, ketergantungan pada komoditas, dan korupsi perlu diatasi oleh pemerintah selanjutnya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Pada akhirnya, PDB memang menjadi indikator utama untuk melihat besarnya kemajuan ekonomi suatu negara, tetapi ada indikator lain yang juga penting seperti tingkat pengangguran, distribusi pendapatan, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang memberikan gambaran lebih luas mengenai kesejahteraan masyarakat.

Jokowi telah meletakkan fondasi yang kuat. Kini, tugas pemimpin berikutnya adalah menjaga dan memperbaiki pencapaian ini agar Indonesia semakin kokoh sebagai kekuatan ekonomi global.