Jakarta, Independensi.com – Dalam peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, Anggota DPR RI dan tokoh pemberdayaan perempuan, Novita Hardini, menyerukan pentingnya refleksi bersama terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
“Hari HAM Sedunia adalah pengingat untuk memperjuangkan kebebasan, keadilan, dan martabat yang seharusnya dimiliki setiap individu tanpa terkecuali. Namun kenyataannya, perempuan dan anak masih sering menjadi korban kekerasan yang merongrong rasa kemanusiaan kita,” ungkap Novita, dalam keterangan resminya, Rabu (10/12).
Novita menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga serangan terhadap nilai moral dan sosial.
Berdasarkan data dari Kementrian PPPA kekerasan terhadap perempuan berjumlah 22.032 dan kekerasan terhadap anak 15.703 sementara itu berdasarkan data KPAI terdapat 3.811 kasus perundungan terhadap anak di Sekolah dan krisis kemanusiaan di Papua periode 2018 – 2024 sebanyak 132 kasus, selain itu 289.111 kasus diskriminasi terhadap gender khususnya perempuan termasuk diskriminasi terhadap Agama, Ras, Suku menurut data Komnas Perempuan pada Tahun 2023 dan pembunuhan dengan jumlah korban 242 masyarakat sipil menurut data Amnesty International Indonesia per Oktober 2024.
“Setiap bentuk kekerasan, baik fisik, psikis, seksual, maupun ekonomi, merenggut hak mereka untuk hidup aman dan bermartabat. Ini adalah persoalan kolektif yang mencerminkan wajah masyarakat kita,” jelasnya tokoh pemberdayaan perempuan melalui UMKM itu.
Dalam kampanye internasional 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP), Komisioner Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang, mencatat bahwa kekerasan terhadap perempuan masih terus terjadi setiap hari. Empat bentuk kekerasan yang menjadi perhatian utama adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan seksual, kekerasan berbasis gender online (KBGO), dan femisida.
“Pemerintah terus berkomitmen untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan memastikan pemenuhan hak-hak korban,” ujar Novita.
Peringatan Hari HAM 2024 dengan tema “Our Rights, Our Future, Right Now” juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran publik bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah bentuk pelanggaran HAM.
Politisi perempuan satu-satunya dari Dapil 7 Jawa Timur itu mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, untuk terlibat aktif dalam menciptakan solusi nyata. “Laporkan kekerasan, dukung korban, dan didik generasi muda kita dengan nilai-nilai hormat, empati, dan keberanian melawan ketidakadilan. Ini adalah langkah kecil yang akan membawa perubahan besar,” katanya.
Tak hanya itu, Novita juga menyoroti pentingnya pendidikan dan sosialisasi yang masif untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Melalui refleksi ini, mari kita bergerak bersama menciptakan dunia yang lebih aman dan berkeadilan bagi perempuan dan anak. Perjuangan ini tidak selesai dalam sehari, tetapi setiap langkah membawa kita lebih dekat pada tujuan tersebut,” tegas.
Selamat Hari Hak Asasi Manusia 2024. Bersama, kita wujudkan dunia yang lebih baik untuk semua. (frd)