Suasana jumpa pers Daihatsu Indonesia Masters 2025 siap digelar pada 21-26 Januari 2025 di Istora Senayan, Jakarta. Lebih dari 200 atlet dari 21 negara siap meramaikan turnamen BWF World Tour Super 500 ini. (Independensi/Tyo Pribadi)

Daihatsu Indonesia Masters 2025: Bintang Bulu Tangkis Bertarung di Istora

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Perhelatan bulu tangkis bergengsi Daihatsu Indonesia Masters 2025 siap digelar pada 21-26 Januari 2025 di Istora Senayan, Jakarta. Lebih dari 200 atlet dari 21 negara siap meramaikan turnamen BWF World Tour Super 500 ini. Ajang prestisius ini berhadiah total US$ 450.000 atau sekitar Rp 7,5 Miliar.

“Semua kebutuhan untuk melangsungkan pertandingan kelas dunia telah kami siapkan Berbagai masukan dari acara-acara sebelumnya kami jadi masukan untuk membuat turnamen internasional di Indonesia menjadi pengalaman yang berkesan bagi atlet dan penonton yang datang dari dalam dan luar negeri,” kata Ketua Panpel Daihatsu Indonesia Masters 2025 Armand Darmadji saat jumpa pers di Jakarta, Senin (20/01/2025).

Hendra Setiawan (Dok/Tyo Pribadi)

Tercatat, pebulutangkis kelas dunia seperti tunggal putra nomor satu dunia asal China, Shi Yu Qi dan juara bertahan dari Denmark, Anders Antonsen dipastikan bermain bersama pemain tuan rumah Jonatan Christie (juara 2023) dan Kunlavut Vitidsarn peraih medali perak Olimpiade Paris 2024 dari Thailand. Di sektor tunggal putri hadir antara lain Wang Zhi Yi (peringkat dua BWF tunggal putri, China), Gregoria Mariska Tunjung (peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024), dan Pornpawee Chochuwong (Thailand)

Di sektor ganda putra, pasangan juara dua tahun berturut turut asal Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin akan bermain dengan pasangan baru mereka. Leo akan berpasangan dengan Bagas Maulana sementara Daniel akan berpasangan dengan Muhammad Shohibul Fikri. Selain itu juga bermain ganda putra Fajar Alfian/M. Rian Ardianto (Indonesia), Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) dan Lee Jhe Huei/Yang Po Hsuan (China Taipei).

Di sektor ganda putri ada Li Yi Jing/Xu Min Luo (China), Pearly Tan Thiinah Muralitharan (Malaysia), dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi (Indonesia) Sektor ganda campuran akan diwarnai pertempuran sengit antara lain Che Tang Jie/Toh Ee Wei (Malaysia), Yang Po Hsuan/Hu Liang Fang (China Taipei), dan Cheng Xing/Zhang Chi (China).

Momentum Regenerasi

Sementara itu Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Eng Hian mengatakan, akan memanfaatkan gelaran internasional ini sebagai momentum regenerasi. Caranya, kata Eng Hian, dengan mengoptimalkan bongkar pasang pasangan ganda dan memberi kesempatan kepada pemain muda.

“Memang kita tetap punya target prestasi. Namun, secara simultan kita juga dorong regenerasi. Ini sesuai dengan roadmap PBSI. Pada tahun ini kita memberi kebebasan kepada pelatih untuk bongkar pasang, nanti pada 2026 pasangannya harus sudah permanen untuk mengejar poin kualifikasi Olimpiade Los Angeles 2028,” jelas peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 ini.

Untuk menghormati pasangan ganda putra legendaris yang telah mewarnai arena bulu tangkis dunia, PBSI dan panitia Daihatsu Indonesia Masters 2025 berencana melakukan upacara pelepasan Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan. Pasangan “The Daddies” telah mengumumkan akan pensiun dan Daihatsu Indonesia Masters 2025 akan menjadi pertandingan profesional mereka yang terakhir.

“Kami menyiapkan sebuah acara penghormatan atau tribute untuk The Daddies. Hendra- Aksan bukan hanya menyumbangkan prestasi tapi juga memberi inspirasi luar biasa bagi atlet dan generasi muda Indonesia,” papar Armand. Acara penghormatan itu akan dilaksanakan pada Minggu, 26 Januari 2025 mulai jam 10.00 WIB, sebelum putaran final. Armand berharap, acara penghormatan ini akan memberi motivasi bagi atlet-atlet yang lebih muda untuk terus berdedikasi dan bekerja keras.

Hendra Setiawan mengatakan, sudah waktunya “gantung raket” dari kancah bulu tangkis dunia. Penampilan di perhelatan Daihatsu Indonesia Masters 2025 yang digelar di Istora Senayan merupakan penampilan terakhir. Mengakhiri karier di Istora, di rumah sendiri, di hadapan publik sendiri, adalah suatu kehormatan buat saya dan Ahsan,” ungkap Hendra.

“Semua yang sudah berhasil saya raih tak lepas dari dukungan keluarga, pelatih, klub, PBSI dan para badminton lovers. Saya ucapkan terima kasih buat dukungan dari semua pihak selama karier saya sebagai pebulu tangkis,” tambah Hendra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *