Anggota DPR RI Komisi VII, Novita Hardini. (istimewa)

Novita Hardini Dorong Kementerian Perindustrian Kuatkan Hilirisasi Industri & Pemberdayaan Sektor Manufaktur

Loading

Jakarta, Independensi.com – Anggota DPR RI Komisi VII, Novita Hardini, mengungkapkan optimisme terhadap potensi pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Namun, ia menyoroti tantangan besar yang harus diatasi untuk mencapai target tersebut, terutama dalam penguatan hilirisasi industri dan pemberdayaan sektor manufaktur.

Novita menekankan pentingnya investasi strategis di sektor-sektor ekonomi berkembang sesuai dengan konsep Asta Cita. Salah satu sorotan utamanya adalah sektor semen yang hingga kini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem hilirisasi.

“Saat ini, over kapasitas produksi semen dan penjualan murah menjadi tantangan besar bagi industri ini. Tanpa hilirisasi yang jelas, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi terbatas,” ujar Novita saat Rapat Dengar Pendapat bersama Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementrian Perindustrian di Gedung Nusantara I, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025).

Ia juga mencatat penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 22% menjadi 21% sejak 2022. Hal ini mengindikasikan perlunya langkah konkret untuk mendorong utilitas sektor manufaktur agar dapat kembali menjadi motor penggerak ekonomi.

Legislator perempuan satu-satunya dari Dapil 7 Jawa Timur itu mengusulkan peningkatan investasi asing yang mampu menyerap kapasitas produksi domestik, seperti dalam sektor semen, sekaligus membuka peluang lapangan kerja baru.

“Investasi ini tidak hanya meningkatkan utilitas pabrik domestik, tetapi juga berkontribusi pada PDB dan pembangunan berkelanjutan,” tambahnya.

Dalam konteks anggaran yang terbatas, anggota fraksi PDI Perjuangan itu menekankan perlunya alternatif pendanaan untuk mendukung program pengembangan industri, pendidikan vokasi, dan pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM) khususnya di daerah pemilihannya.

“Anggaran yang berkurang menjadi tantangan tersendiri, tetapi kita perlu mencari solusi seperti kolaborasi lintas sektor atau pendanaan alternatif untuk memastikan hilirisasi tetap berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Novita berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada penguatan hilirisasi dan pengembangan industri yang berkelanjutan, sehingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud. (frd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *