WANASABA (IndependensI.com) – Dalam upaya membangun generasi emas Indonesia tahun 2045, DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) terus menggencarkan sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kali ini, sosialisasi digelar di Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur, NTB, pada Minggu, 9 Februari 2025, dengan melibatkan lebih dari 300 peserta.
Program MBG yang diluncurkan pada 6 Januari 2025 ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak. Dengan penerapan bertahap di berbagai daerah, program ini diharapkan mampu mengurangi angka stunting, gizi buruk, serta obesitas yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Komitmen DPR dan BGN untuk Gizi Berkualitas
Sosialisasi ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya perwakilan Komisi IX DPR RI Muazzim Akbar, anggota DPRD Lombok Timur Tirmidzi, serta Tenaga Ahli Direktorat Kerja Sama dan Kemitraan BGN Imam Bachtiar. Dalam sambutannya, Muazzim menekankan pentingnya gizi sebagai pondasi utama dalam membangun generasi unggul.
“Asupan gizi yang baik menjadi modal besar untuk menciptakan generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan produktif. Ini adalah kunci agar bangsa kita mampu bersaing di era globalisasi yang semakin kompetitif,” ungkap Muazzim.
Namun, ia juga menyoroti berbagai tantangan dalam pemenuhan gizi masyarakat, seperti keterbatasan anggaran, akses yang belum merata, serta minimnya kesadaran akan pentingnya pola makan sehat. Oleh karena itu, keberadaan Badan Gizi Nasional diharapkan bisa menjadi motor penggerak dalam menyelaraskan berbagai program gizi, baik di tingkat nasional maupun daerah.
“BGN hadir sebagai solusi strategis untuk memperkuat koordinasi dan integrasi program-program gizi. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat diperlukan agar program ini bisa berjalan efektif, berkelanjutan, dan memberikan dampak nyata bagi generasi mendatang,” tambahnya.
Dampak Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
Tak hanya berfokus pada peningkatan gizi, Program Makan Bergizi Gratis juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Dengan distribusi bahan pangan yang lebih luas ke berbagai daerah, program ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat, terutama di pedesaan.
Dana yang dialokasikan untuk program ini tidak hanya berputar di kalangan tertentu, tetapi juga menyebar ke daerah-daerah, mendukung petani, peternak, dan pelaku usaha pangan lokal. Dengan demikian, MBG tidak hanya menciptakan generasi sehat, tetapi juga memperkuat ekonomi inklusif di berbagai wilayah.
Muazzim juga menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat luas. Tanpa kerja sama yang solid, visi besar Indonesia Emas 2045 akan sulit terwujud.
Menuju Generasi Emas yang Sehat dan Kompetitif
Program ini selaras dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan terbentuknya generasi emas—generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki daya saing global. Berdasarkan riset, Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang dominan pada tahun 2045, sehingga investasi dalam bidang gizi menjadi sangat krusial.
“Ok,” ujar Muazzim menutup sambutannya.
Melalui sosialisasi yang terus digencarkan, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pola makan sehat dan peran gizi dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah. Dengan kerja sama semua pihak, Indonesia optimistis bisa melahirkan generasi emas yang benar-benar siap membawa negara ini menjadi kekuatan global di tahun 2045. (Chs)