Mengurai Luka, Menyembuhkan Jiwa: YCCK Gelar Roadshow Tata Hati di Solo

Loading

Solo (Independensi.com) – Di era modern ini, fenomena toxic relationship semakin marak diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Awalnya, istilah ini banyak diasosiasikan dengan hubungan percintaan, namun tanpa disadari, hubungan tidak sehat juga kerap terjadi dalam lingkungan keluarga, pertemanan, bahkan di tempat kerja.

Survei Jakpat mencatat bahwa 64,3% responden di Indonesia mengaku pernah mengalami toxic relationship. Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) tahun 2022 juga menunjukkan adanya 1.151 kasus kekerasan oleh pacar terhadap remaja perempuan. Fakta-fakta tersetbut menjadi bukti nyata bahwa hubungan tidak sehat telah menjadi masalah serius yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Dampak dari toxic relationship ini, tidak hanya menyebabkan luka emosional yang mendalam, tetapi juga berkontribusi pada meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental. Data Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (-NAMHS) mengungkapkan bahwa 34,9% remaja Indonesia-sekitar 15,5 juta individu–mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sedang menghadapi darurat kesehatan mental.

Namun, jauh sebelum istilah toxic relationship muncul, dalam konsep filosofi yang berasal dari Stoikisme sudah membahas cara menghadapi penderitaan hidup melalui konsep Amor Fati dari ribuan tahun lalu. Filosofi ini mengajarkan seseorang untukmenerima segala peristiwa hidup baik maupun buruk dengan lapang dada, bahkan mencintai takirnya. Sebagai wujud kepedulian terhadap permasalahan kesehatan mental, Yayasan Cahaya Cinta Kasih (YCCK) menyelenggarakan rangkaian acara Tata Hati. Event ini menggabungkan sesi temu wicara dan meditasi, yang dirancang untuk membantu masyarakat mengubah hidup menjadi lebih baik dengan menata hati dengan kesadaran penuh dan cinta. Melalui metode SOUL, kegiatan ini akan diadakan di berbagai kota di Indonesia serta luar negeri.

Bersama Bunda Arsaningsih, Guru Meditasi peraih dua rekor MURI, dan dr. Rastho Mahotama, akan mengajak peserta yang beruntung untuk dibedah permasalahannya dengan menggunakan metode SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation) yang akan membantu peserta memahami kondisi energi batin mereka dan membedah permasalahan dari akarnya.

Event Tata Hati tidak hanya membahas hubungan asmara, tetapi juga 4 aspek utama kehidupan: kesehatan, kemakmuran, hubungan dan spiritual. Setelah sukses diselenggarakan secara offline dan online pada Hari Kasih Sayang 14 Februari 2025 dengan 1.100 peserta, Solo menjadi kota pertama yang membuka rangkaian roadshow Tata Hati, diikuti lebih dari 1000 peserta secara offline dan online.

Puncak acara ditutup dengan meditasi SOUL Reflection yang dipandu langsung oleh Bunda Arsaningsih. Meditasi ini mengajak peserta mengisi dirinya dengan cinta dan menciptakan transformasi positif dalam hidupnya.

Melalui Tata Hati, YCCK ingin menyampaikan bahwa hati yang tertata dengan cinta adalah kunci utama menjaga kesehatan mental. Dengan hati yang penuh cinta, kita akan dapat mengubah hidup kita menjadi lebih baik dan penuh cinta. Tata hatimu, ubah hidupmu.

TATA HATI: Budaya “NRIMO” – Dilema Antara Ikhlas Menerima dan Sandiwara Batin

Dalam budaya Jawa, konsep olah roso (olah rasa) sering diwujudkan dalam sikap “nrimo” (menerima), terutama di kalangan masyarakat Solo. Filosofi “nrimo ing pandum” mengajarkan setiap orang untuk menerima takdir dengan lapang dada dan tulus ikhlas.

Namun, dalam praktik sehari-hari, sikap “nrimo” sering kali tidak selaras antara hati dan perilaku. Makna filosofis ikhlas menerima ini justru semakin terlihat sebagai suatu sandiwara batin atau keterpaksaan dalam menerima beragam hal yang terjadi dalam hidup seseorang.

Kondisi dilematis ini berujung pada meningkatnya gangguan kesehatan mental di kalangan masyarakat Solo akibat kondisi tekanan batin terpaksa “nrimo”, padahal hatinya menolak.

Contohnya, kebiasaan manut-manut saja pada perintah orang tua tanpa berani berdiskusi dengan dalih menjaga sopan santun, atau tidak berani menolak permintaan seseorang karena merasa nggak enakan, tapi batinnya ngedumel (marah-marah), dan permasalahan-permasalahan sosial lainnya.

Berangkat dari permasalahan ini, Yayasan Cahaya Cinta Kasih dengan dukungan dari SOUL Community, menghadirkan Bunda Arsaningsih, seorang guru meditasi peraih dua rekor MURI, serta dr. Rastho Mahotama sebagai moderator. Bersama, mereka membedah permasalahan seorang relawan yang dipilih secara acak terkait dengan proses olah rasa melalui event bernama Tata Hati.

Dengan menggunakan metode SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation), Bunda dan dr. Rastho mengajak peserta untuk memahami bahwa kesejatian diri terpancar dari batin, bukan hanya dari ucapan atau perilaku fisik.

“Nrimo yang benar-benar ikhlas dan yang sekadar pura-pura itu berbeda ya, Bapak lbu. Jika kita benar-benar nrimo, hati kita akan bahagia. Tapi, kalau hanya berpura-pura, lama-lama bisaBerangkat dari permasalahan ini, Yayasan Cahaya Cinta Kasih dengan dukungan dari SOUL Community, menghadirkan Bunda Arsaningsih, seorang guru meditasi peraih dua rekor MURI, serta dr. Rastho Mahotama sebagai moderator. Bersama, mereka membedah permasalahan seorang relawan yang dipilih secara acak terkait dengan proses olah rasa melalui event bernama Tata Hati.

Dengan menggunakan metode SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation), Bunda dan dr. Rastho mengajak peserta untuk memahami bahwa kesejatian diri terpancar dari batin, bukan hanya dari ucapan atau perilaku fisik.

“Nrimo yang benar-benar ikhlas dan yang sekadar pura-pura itu berbeda ya, Bapak lbu. Jika kita benar-benar nrimo, hati kita akan bahagia. Tapi, kalau hanya berpura-pura, lama-lama bisa berdampak pada kesehatan mental kita, ” ujar Bunda Arsaningsih dalam sesi Talkshow yang berlokasi di gedung Solo Technopark.

Di akhir acara, para peserta diajak melakukan pemurnian batin melalui meditasi SOUL Refle ction. Meditasi ini menjadi langkah nyata dalam mengubah pola energi dengan cara terhubung dengan kekuatan Tuhan, mengidentifikasi permasalahan batin, dan melakukan proses maaf-memaafkan secara berkesadaran.

Setelah sukses diselenggarakan di kota Denpasar dan diikuti oleh 1.100 peserta dan di kota Solo sebanyak lebih dari 1.000 orang, event Tata Hati & Meditasi rencananya akan terus hadir sebagai sebuah roadshow di kota-kota berikutnya dan dapat dikuti secara offline maupun online sepanjang tahun 2025.

Hati yang tertata adalah kunci kesehatan mental, emosional, dan spiritual. Tata Hatimu, Ubah Hidupmu. Mari betumbuh bersama.
Link Pendaftaran : go.soul.co.id/tatahatisolo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *