TULUNGAGUNG (IndependensI.com) – Pemerintah terus menggencarkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai solusi strategis dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat sekaligus menekan angka stunting.
Kali ini, sosialisasi program tersebut digelar di Gedung Cakra Jaya (GOR) Desa Boro, Kedungwaru, Tulungagung pada Rabu, 19 Maret 2025. Acara ini dihadiri lebih dari 300 peserta, terdiri dari warga dan tokoh masyarakat setempat.
Sosialisasi ini menghadirkan berbagai narasumber berkompeten, di antaranya Anggota Komisi IX DPR RI Heru Tjahjono, Kepala Instalasi Gizi RSUD Iskak Tulungagung Ratih Puspitaningtyas, serta perwakilan dari Badan Gizi Nasional, Moh Ibnu Holdun.
Dalam paparannya, Heru Tjahjono menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menyukseskan program ini. “Kami berharap warga tak sekadar menjadi penerima manfaat, tetapi juga ikut serta dalam operasional Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) di Tulungagung,” ungkapnya.
Sementara itu, Moh Ibnu Holdun menjelaskan lebih dalam mengenai tugas dan tujuan program MBG, termasuk mekanisme operasional SPPG yang harus mengikuti aturan radius 6 km dan mencakup sekitar 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat.
Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal untuk memastikan keberlanjutan pasokan pangan di setiap SPPG.
Di sisi lain, Ratih Puspitaningtyas dari RSUD Iskak menyoroti hubungan erat antara gizi seimbang dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan.
“Untuk menciptakan generasi unggul di tahun 2045, kita harus memenuhi tiga syarat utama: sehat, cerdas, dan produktif. Semua itu hanya bisa tercapai jika asupan gizi yang dikonsumsi seimbang dan cukup,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa tidak ada satu jenis makanan yang mampu memenuhi semua kebutuhan gizi. Oleh karena itu, kombinasi bahan makanan dalam setiap menu sangat penting agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara optimal.
Melalui program Makan Bergizi Gratis, pemerintah berkomitmen untuk membangun masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan masyarakat tidak hanya memahami pentingnya gizi, tetapi juga turut serta dalam mewujudkan Indonesia bebas stunting dan siap menyongsong Generasi Emas 2045. ()