Jimbaran (Independensi.com) – Masalah sampah di Bali sampai saat ini merupakan persoalan serius yang membutuhkan penanganan menyeluruh dan kolaboratif. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah atau komunitas, tetapi juga membutuhkan kesadaran kolektif dari seluruh elemen masyarakat melalui pengelolaan sampah yang lebih baik dan edukasi yang terus menerus.
Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui AFT I Gusti Ngurah Rai membantu Pemerintah menjawab tantangan ini melalui inisiasi program Ecoriligion Enviro Management System Kedonganan Ngardi Resik. Program ini yang telah dimulai sejak tahun 2022 menjadikan TPS3R Kedonganan Ngardi Resik sebagai kelompok yang menjadi garda depan dalam mengurangi volume sampah residu yang masuk ke TPA. Hal tersebut dilakukan melalui pemilahan sampah anorganik bernilai jual, seperti botol plastik, kaleng, kertas, kardus, dll. Kemudian untuk sampah organik akan dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kompos.
Program ini mendukung kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2019, yang mengatur prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R), dimana salah satu implementasi penting kebijakan tersebut adalah pembangunan dan pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R) di berbagai kabupaten di Bali.
TPS3R tidak hanya mengurangi limbah yang dibuang, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi anggotanya yang diberikan upah untuk pemenuhan kehidupan mereka. Sebanyak 5,8% KK Miskin Kelurahan Kedonganan dilibatkan dan diberikan manfaat secara ekonomi, yaitu dengan memberikan upah setara UMP Bali. Sebanyak 25 orang menjadi anggota TPS 3R Kedonganan Ngardi Resik sekaligus menjadi penerima manfaat secara langsung dari program. Kemudian terdapat 3.249 orang penerima manfaat tidak langsung, yaitu mereka yang merasakan manfaat berupa lingkungan yang bersih. Dengan adanya TPS3R ini, sebanyak 952 KK telah menjadi pelanggan dan sampah rumah tangganya dapat dikelola.
Program Ecoreligion Enviro Kedonganan Ngardi Resik memanfaatkan teknologi digital dalam pengelolaan TPS 3R. Hal tersebut dilakukan dengan cara penggunaan barcode pada masing-masing tong yang tersedia di rumah para pelanggan. Penggunaan barcode dalam penilaian pemilahan sampah organik dan anorganik ini menjadi yang pertama untuk TPS 3R di Bali. Sebanyak tiga pelanggan teratas yang melakukan pemilahan dengan baik dan benar akan memperoleh reward. Selain reward, akan diberlakukan punishment kepada pelanggan yang tidak melakukan pemilahan dengan baik.
I Wayan Widiantara, sebagai local hero program Ecoreligion Enviro Management System sekaligus ketua dari TPS 3R Kedonganan Ngardi Resik menyampaikan dengan adanya program ini cukup membantu masyarakat khususnya dalam hal pengelolaan sampah. “Adanya program pengelolaan sampah ini sangat membantu masyarakat untuk mengelola sampah. Dulu sebelum ada program ini, masyarakat membuang begitu saja sampahnya ke sungai, laut, atau ditimbun begitu saja. Itu menyebabkan banyaknya tumpukan sampah di banyak titik di wilayah sini. sekarang selain lingkungan menjadi lebih bersih, masyarakat juga belajar memilah sampah dengan benar sehingga bisa mengurangi limbah yang dibuang ke TPA,” tutur Wayan Widiantara.
Selain bantuan materil, Pertamina Patra Niaga AFT Ngurah Rai juga memberikan bantuan non materil berupa pemberian kapasitas yang relevan.”Terima kasih atas dukungannya, semoga program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat lebih luas,” lanjut Wayan Widiantara
Sebanyak kurang lebih 9 ton sampah per hari dikumpulkan dari masyarakat. Diantaranya terdapat 200-400 kg sampah organik yang nantinya akan diolah menjadi kompos. Kemudian 200-300 kg sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual. Lalu sisanya berupa sampah residu yang nantinya ditaruh di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Presentase sampah terkelola masih belum optimal, namun kelompok TPS3R Kedonganan Ngardi Resik terus berupaya melakukan perbaikan, salah satunya dengan mendorong masyarakat untuk terus melakukan pemilahan sampah sejak dari sumber.
Pada Kesempatan terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyampaikan bahwa Keberadaan TPS3R Kedonganan Ngardi Resik merupakan bukti nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari tingkat komunitas. “Kami percaya, dengan kolaborasi yang kuat antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta, pengelolaan sampah yang berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil. Harapannya, semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya memilah sampah dapat terus ditumbuhkan demi mewujudkan lingkungan Bali yang bersih, sehat, dan lestari,” tutup Ahad. (hd)