Jembrana (Independensi.com) — Dukung pengelolaan kawasan hutan berkelanjutan Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai menyelenggarakan perayaan Perhutanan Sosial Ngeruwak Green Cliff dan Pengenalan Program Inovasi Sosial Sri Wana Lestari pada program perhutanan sosial di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana pada Senin 14 Juli 2025 lalu. Ngeruwak adalah upacara pembukaan lahan atau memulai pembangunan baru dalam tradisi Hindu Bali.
Kegiatan ini merupakan sebuah simbol awal dalam perjalanan mengelola kawasan hutan dengan membangun kembali ikon wisata Green Cliff sebagai wisata alam lestari berbasis pemberdayaan yang mengakar pada kearifan lokal masyarakat Desa Yehembang Kangin.
Rangkaian kegiatan ini mengenalkan ruang lingkup Program Pemberdayaan Sri Wana Lestari yang memiliki arti filosofi pengamalan ajaran Tri Hita Karana, dimana “Sri Wana” sendiri melambangkan kehormatan terhadap alam sebagai entitas spiritual dan ekologis. Kemudian “Lestari” mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan melalui harmoni manusia dan alam. Program ini hadir untuk menghubungkan antara pelestarian hutan dengan penguatan ekonomi rakyat, khususnya melalui optimalisasi usaha agroforesty, budidaya lebah ramah lingkungan, pendampingan unit usaha desa dalam pengelolaan air bersih berkelanjutan dan pengembangan unit usaha jasa lingkungan berbasis nilai budaya.
“Melalui program Perhutanan Sosial ini, kami ingin menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan dan penguatan ekonomi masyarakat tidak harus berjalan terpisah. Justru keduanya bisa saling memperkuat ketika dijalankan dengan pendekatan kolaboratif, berbasis potensi lokal, dan menghormati kearifan budaya setempat, ” jelas Ahad Rahedi selaku Area Manager Comm,Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus.
Perayaan tersebut dihadiri Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, S.E., M.M, Ketua DPRD Kab. Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, S.M, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si, beserta jajaran, para tokoh masyarakat, undangan serta pemangku adat, yang dimulai dengan kegiatan persembahyangan bersama yang dilakukan di Pura Ulun Desa Adat Yehembang Kangin yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Kesepakatan Bersama terkait Penanggungjawaban Pengelolaan Green Cliff antara PT Pertamina Patra Niaga AFT Ngurah Rai dengan Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Jasa Lingkungan Banu Sejahtera-KTH Banu Giri Lestari.
Dalam acara tersebut Kepala UPTD KPH Bali Barat Agus Sugiyanto melaporkan kinerja pengawasan dan pengelolaan hutan di wilayah Bali Barat yang menekankan potensi luar biasa yang dimiliki oleh Desa Yehembang Kangin. “Desa ini memiliki karakter peduli dan penyayang terhadap alam dan budaya, sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ungkapnya. Agus Sugiyanto mengapresiasi kepemimpinan Perbekel Desa Yehembang Kangin yang visioner dan dinilai berhasil menginventarisasi dan menyatukan berbagai sumber mata air sehingga desa Yehembang Kangin memiliki kelebihan air baku berlebih, air irigasi berlebih dan bahkan ada air dalam kemasan. Apresiasi juga disampaikan kepada AFT Ngurah Rai yang responsif bertekad bersama mendukung Pembangunan berkelanjutan di Jembrana yang harmonis dan bermartabat dengan membangun hubungan yang harmonis antara manusia, alam dan budayanya.
Menambahkan dalam sambutannya, AFT Manager Ngurah Rai I Komang Susila Gosa juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi langkah awal menanam nilai. “Green Cliff adalah simbol harapan bersama, dan Sri Wana Lestari merupakan program inovasi sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat,” katanya. Program ini diharapkan dapat menjembatani pelestarian hutan dengan penguatan ekonomi rakyat.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Rentin dalam arahannya juga menyampaikan komitmen kuat terhadap pengelolaan hutan lestari guna mewujudkan masyarakat sejahtera. “Perlu kerja keras sinergitas multikolaborasi demi mencapai indikator keberhasilan dalam pelaksanaan perhutanan sosial. Terima kasih kepada AFT Ngurah Rai atas wujud nyata kolaborasi luar biasa dengen pemerintah daerah, lebih-lebih kepada Masyarakat Desa Yehembang Kangin yang merasakan dampak langsung,” jelasnya.
Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan menutup sambutan dengan pesan spiritual dan dukungan nyata. “Kita harus mulai dengan doa dan niat tulus agar Green Cliff bisa berkembang. Pemerintah daerah siap memadukan Green Cliff dengan pengembangan Anjungan Cerdas Rambut Siwi sebagai bagian dari pariwisata lokal,” ungkapnya. Ia menyampaikan terima kasih kepada AFT Ngurah Rai atas niat baik dan dukungannya terhadap masyarakat Desa Yehembang Kangin. Kegiatan ini menjadi momentum nyata bahwa pengelolaan hutan berbasis masyarakat dapat diwujudkan melalui sinergi semua pihak demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan berkelanjutan.
Pada acara tersebut dilaksanakan juga kegiatan pameran produk UMKM Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) milik KTH Banu Giri Lestari dan dilanjutkan dengan penanaman pohon sarana upacara di Taman Gumi Banten (TGB) untuk mendukung Peraturan Gubernur Bali Nomor 29 Tahun 2020 tentang Pelestarian Tanaman Lokal Bali sebagai Taman Gumi Banten. Rangkaian acara ditutup dengan seremonial upacara ngeruwak peletakan batu pertama di lokasi revitalisasi objek wisata Green Cliff.
“Bahwa program perhutanan sosial merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menghadirkan solusi berbasis masyarakat. Ini wujud transisi energi yang inklusif, salah satunya melalui pelestarian hutan berbasis kearifan lokal. Program ini membuktikan keberlanjutan bisa dimulai dari desa, oleh masyarakat sendiri,” tutup Ahad. (hd)