Perangkat Desa Roomo, Ahmad Zainul, mengatakan usai pertemuan di Balai Desa yang dihadiri perwakilan PT. Linde Indonesia, warga dan juga Fokopimcam Manyar. Hingga kini, pihaknya mendapat kejelasan terkait kompensasi dari perusahaan.
“Warga saat pertemuan di Balai Desa, menuntut ganti rugi kepada perusahaan. Namun, hingga kini belum ada komunikasi,” ujarnya dikutip RMOLJatim, Jumat 1 Agustus 2025.
Menurut Zainul, dampak kebocoran itu sangat dirasakan warga dan masih menyisakan trauma. Apalagi partikel debunya masih ada, terutama diatap-atap rumah.
“Usai kejadian pemukiman warga yang terdampak, debunya dibersihkan oleh petugas dari pihak perusahaan. Tapi, masih ada sisa-sisanya yang dirasakan warga saat terhempas angin,” ungkapnya.
Kegelisahan warga lanjutnya sangat beralasan, karena ada tujuh orang warga Roomo yang saat terjadi kebocoran harus dilarikan ke rumah sakit. Hal itulah, yang ditakutkan warga akan kembali terjadi.
“Warga masih merasakan keberadaan debu, berwarna putih sekilas seperti garam dapur,” tuturnya.
Senada disampaikan salah seorang warga Desa Roomo, Syafaatus pembersihan debu dilakukan pihak PT. Linde Indonesia, pada Rabu (30/7/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
“Pembersihan dilakukan ditempat terbuka, jalan kampung dan halaman rumah. Namun pada titik-titik yang tidak terbuka tidak. Makanya masih mudah dijumpai di genteng atap rumah, kalau kena angin ya berterbangan,” imbaunya.
Sementara, Head Safety, Health, Environment & Quality (SHEQ) PT. Linde Indonesia, Andita Huda, sebelumnya kepada wartawan menyatakan dampak yang ditimbulkan dari insiden pihak perusahaan akan bertanggung jawab terhadap seluruh biaya pengobatan korban hingga kompensasi.
“Perusahaan bertanggung jawab dan menanggung seluruh biaya perawatan medis, kepada 7 orang warga yang terdampak untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Petrokimia. Salah satunya seperti yang masih dirawat,” tuturnya.
“Pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terkait insiden, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama warga terdampak saat dilakukan pertemuan di Balai Desa Roomo beberapa waktu lalu. Untuk jumlahnya tengah dikoordinasikan, kita masih menunggu arahan dari pihak desa,” tandasnya.
Namun, saat hari ini di konfirmasi ulang terkait kompensasi yang belum diterima warga terdampak insiden kebocoran melalui pesan elektronik WA (WhatsApp), Andita menyatakan akan meneruskan ke pihak humas atau terkait.
“Terimakasih infonya Pak, saya tindaklanjuti ke bagian humas/terkait,” balasnya dalam WA. (Mor)