KAPUAS HULU (Independensi.com) – Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan beserta jajaran Organisasi Perangkat Daerah dan Kepala Desa Nanga Tubuk meninjau 2 jembatan yang ada di Desa Nanga Tubuk yang rusak karena terkena bencana Banjir bandang akhir tahun 2019 lalu, Senin (26/4/2021)
“Jembatan Sungai Tubuk 1 yang menghubungkan Desa Nanga Tubuk dan Hulu Tubuk dengan bentangan kurang lebih 38 Meter. Sedangkan Sungai Tubuk 2 yang menghubungkan Poros Hulu tubuk dan Mantuk dengan bentangan kurang lebih 32 meter tersebut hancur karena terkena banjir bandang akhir tahun 2019 lalu,” ungkap Mikael yang merupakan Kepala Desa Nanga Tubuk.
Ia menerangkan bahwa jembatan ini merupakan salah satu akses utama penghubung antar dusun maupun desa.
“Jika air pasang, masyarakat sangat sulit untuk melintasi di sini baik anak sekolah maupun yang menjual hasil pertanian keluar desa. Hal ini karena airnya sangat deras dan jembatan darurat pun tidak bisa digunakan,” tambah Mikael.
Dengan hadirnya Bupati Fransiskus Diaan ke desa tersebut, Mikael menyampaikan bahwa masyarakat berharap jembatan yang rusak bisa dibangun kembali untuk menopang roda perekonomian dan memperlancar aktivitas masyatakat.
“Kami berharap agar jembatan yang rusak bisa dibangun kembali. Kami tidak banyak minta untuk pembangunan di desa kami, tetapi jembatan ini sangat penting untuk menopang geliat ekonomi dan penghubung aktivitas masyarakat. Dan dengan ini kami berharap agar jembatan yang rusak bisa menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kabupaten Kapuas Hulu,” ujarnya di depan Bupati Kapuas Hulu.
Sementara, Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan menyampaikan, sebenarnya jembatan tersebut sudah mau dibangun. Tetapi karena pandemi Covid-19, terdapat pemotongan anggaran sehingga pembangunan jembatan tersebut ditunda.
Selain itu, Bupati Kapuas Hulu yang kerap disapa Bang sis juga menegaskan bahwa dirinya akan siap mendengar aspirasi masyarakat termasuk turun langsung ke lokasi atau desa-desa yang seperti saat ini ketika meninjau jembatan yang rusak.
Menurutnya, dengan mendekatkan diri ke masyarakat, mendengar keluhan masyarakat, dirinya dapat merespon dengan memprioritaskan pembangunan yang menjadi harapan dan kehendak masyarakat.
“Dengan melihat langsung kita lebih dam lebih nyaman memfokuskan pembangunan ke depannya. Pembangunan seperti ini harus ada skala prioritasnya,” ujarnya.