Pasalnya, uang pensiunan yang mestinya bisa didapatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak bisa dicairkan. Sehingga, ia harus memulung dengan memungut botol bekas untuk dijual agar bisa memiliki uang.
Mantan mantri kesehatan ini, yang hidup sebatang kara ini bercerita bahwa sejak tahun 2007 dirinya purna tugas sebagai PNS. Namun, sejak 2019 uang pensiunan yang diharapkan tidak kunjung cair.
“Terhitung tiga tahun saya tidak perna menerima uang pensiun, sejak tahun 2019 sampai sekarang,” ujarnya, Kamis (2/6).
Bahkan, lanjut Idha dulu dia pernah mencoba mengambil uang pensiunannya. Namun sempat ditolak, karena dari pihak Taspen (Pengelola dana pensiun) berdalih KTP miliknya bermasalah.
“Waktu itu saya tidak bisa ambil uang pensiunan, sebab dinilai tidak bisa melengkapi syarat administratif. Kata petugas Taspen KTP saya bermasalah, cuma saya gak tau bermasalahnya diapanya ini yang buat saya bingung,” ungkapnya.
“Kalau di total uang pensiun saya yang belum cair sebesar Rp 90 Juta, sebab perbulannya saya biasa mendapatkan Rp 2,5 Juta,” tandasnya.
Sementara, Kades Pandanan Suryadi membenarkan, jika Idha Hadji merupakan salah satu warganya yang dulu pernah bertugas di Dinkes Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik.
“Kita sempat bantu persoalan yang dihadapinya, dengan kita telpon ke pihak Taspen Surabaya. Karena, sekitar tiga tahunan Pak Idha Hadji ini tidak menerima uang pensiun yang menjadi haknya,” tegas Suryadi.
“Setalah berkoordinasi, kami pun bantu untuk membenahi KTP dan KK milik Pak Idha Hadji agar uang pensiunnya bisa cair,” tukasnya.
“Seharusnya Taspen itu update data dan mengkroscek kenapa tidak turun, apakah orang itu meninggal apakah orang itu hilang atau kenapa. Mestinya lebih paham dan mengerti tentang solusi atas persoalan yang dialami Pak Idha Hadji ini,” tandasnya. (Mor)