GRESIK (Independensi.com) – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak diberbagai wilayah, menjelang hari raya Idul Adha 1443 H, membuat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Cabang Gresik, Jawa Timur, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Juru Sembelih Halal (Juleha) serta Panduan Ibadah Qurban.
Kegiatan tersebut, diikuti oleh 250 takmir Masjid dan digelar di halaman parkir kantor Pemerintah kabupaten (Pemkab) Gresik, dengan menghadirkan Suprapto Ma’at pelaku sejarah penemuan vaksin PMK Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) sebagai nara sumber.
Ketua DMI Gresik Zainal Abidin mengatakan momen Idul Adha menjadikan masjid sebagai rumah potong hewan (RPH) bagi umat Islam Indonesia. Karena itu pihaknya siap melakukan kedisiplinan hingga kebersihan saat Idul Adha nanti khususnya dalam hal antisipasi PMK.
“Untuk menanggulangi PMK, DMI Gresik sudah bergerak sejak dua bulan yang lalu dengan menghimbau pembelian hewan kurban dari wilayah Gresik sendiri. Serta, melaksanakan sosialisasi sembelih halal terhadap para juru potong hewan,” ujarnya, Rabu (6/7).
Selain itu lanjut Zainal DMI melaksanakan amanah Bupati Gresik yang meminta untuk mengantisipasi berkembangnya virus PMK pada hewan kurban yang hendak dipotong saat Idul Adha.
“Sebagai daerah wabah PMK, Gresik dilarang untuk memasukkan dan mengeluarkan ternak. Alhamdulillah setelah kami survei ada 86,4 persen masjid membeli hewan kurban dari daerah sendiri, 13,6 persen beli di luar Gresik,” ungkapnya.
Zainal berharap melalui kegiatan Bimtek ini takmir masjid bisa memahami teknis penyembelihan hewan secara halal. Kedepan DMI Gresik akan melakukan pelatihan juru sembelih halal yang diikuti oleh orang dari 1272 masjid.
“Minimal satu masjid ada juru sembelih halal muda yang akan dilatih secara berkala. Sehingga, diharapkan bisa merubah imej tukang potong hewan kurban yang identik dengan kaum manula atau orang-orang tua,” tuturnya.
“Tak lupa DMI juga berterima kasih kepada Bupati Gresik yang sudah mensinergikan kami dengan organisasi, lembaga maupun yayasan yang tak lain tujuannya untuk kemaslahatan masyarakat Kabupaten Gresik disaat perayaan Idul Adha,” imbuhnya.
Sementara Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyatakan RPH di Gresik terbatas. Oleh karena itu tidak memungkinkan pemotongan hewan saat Idul Adha dilakukan jadi satu di tempat tersebut. Sehingga sosialisasi yang dilakukan DMI menjadi solusi untuk penyembelihan hewan nantinya.
“Saya dorong terus DMI sosialisasi ke lembaga pendidikan, masjid ataupun mushola untuk menjaga kedisiplinan dan kebersihan dari proses hingga pelaksanaan untuk mengantisipasi penyebaran PMK,”Ujar Bupati.
Menurut Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik, ketersediaan daging di pasar berkurang dan harganya mahal dampak dari adanya PMK. Sehingga keberadaan hewan ternak saat ini menjadi kekhawatiran di tengah masyarakat.
“Kasus PMK harus dihentikan dan bisa berhenti jika pemberian vaksinasi sudah tersebar secara masif,”Tegasnya.
Vaksin pertama kabupaten Gresik, sambung Gus Yani, mendapat alokasi sebanyak 30 botol atau 3.000 dosis. Sementara vaksin PMK ini disuntikkan pada ternak sapi dalam kondisi sehat. Baik sapi perah maupun sapi potong yang tidak disembelih dalam waktu dekat.
“Karena pelaksanaan vaksin sebanyak tiga kali. Vaksin kedua akan disuntikkan lagi empat minggu setelah vaksin pertama. Enam bulan selanjutnya baru dilakukan vaksin ke ketiga atau Booster,”Sambungnya.
Melalui Bimtek Juru Sembelih Halal serta Panduan Ibadah Qurban. Bupati milenial ini berharap pelaksanaan Ibadah Qurban nantinya di tengah kondisi wabah PMK ini tetap bisa berjalan dengan lancar dan aman.
“Insya Allah dengan segenap upaya yang kita lakukan sampai hari ini, kita bisa melewati wabah ini dan bisa menjalani ibadah Qurban dengan Khidmah dan aman,”Harapnya.
Dalam Bimtek para peserta diberi paparan Suprapto Ma’at terkait cara meningkatkan imunitas pada hewan ternak yang sehat maupun terpapar PMK. Melalui video tutorial peserta juga dibekali cara membuat ramuan untuk hewan ternak dari bahan alami daun meniran. (Mor)