BEKASI (IndependensI.com)- Guna menangulangi penyakit menular HIV Aids di Kota Bekasi, Dinas Kesehatan setempat menyiapkan berbagai langkah. Hal itu dilakukan mengingat kasus tersebut terus terdapat dan berjangkit di daerah penyangga Jakarta ini.
Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam keterangannya melalui Bagian Humas, Jumat (16/9/2022) menyebutkan bahwa perkembangan data kasus mengenai HIV periode bulan Januari – Agustus 2022, ditemukan sebanyak 554 kasus.
Adapun rincian Januari 65 kasus, Februari (
69 kasus, Maret 67 kasus, April 62 kasus, Mei 45 kasus, Juni 71 kasus, Juli 55 kasus, dan Agustus 120 kasus. Terkait hal itulah, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, telah menyiapkan langkah-langkah penanggulanggannya.
Antara lain bahwa grup Puskesmas dan Rumah Sakit Untuk mempercepat koordinasi dan pelaporan kasus. Melakukan workshop HIV bagi petugas di Rumah Sakit se-Kota Bekasi. Menyelenggarakan lokakarya Triple Eliminasi bagi ibu hamil dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Bekasi,
Melakukan skrining HIV untuk kelompok beresiko yang ada di dalam sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Program HIV. Skrining dan edukasi tentang HIV di setiap Minggu pada saat Car Free Day.
Berkolaborasi dengan LSM/ Penggiat HIV Kota Bekasi di kegiatan edukasi tentang HIV yang dilaksanakan pada saat CFD.
Selain melakukan langkah-langkah tersebut melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, mengalokasikan kondom sebanyak 16.560 buah. Sasaran alokasi kondom tersebut diperuntukkan bagi layanan PDP Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) HIV, seperti di Rumah Sakit Umum Daerah, RS Elisabeth, RS Ananda Bekasi, Puskesmas Perumnas II, Puskesmas Mustika Jaya, Puskesmas Karang Kitri, Puskesmas Pengasinan, Puskesmas Kali Abang Tengah, Puskesmas Jati Sampurna yang akan didistribusikan kepada Pasangan diskordan HIV.
Adapun tujuan pemberian kondom kepala pasangan Diskordan HIV tersebut sebagai pencegahan penularan HIV pada pasangan dikordan untuk memutuskan rantai penularan HIV, pasangan diskordan yaitu pasangan di mana salah satunya merupakan orang dengan HIV (ODHIV) dan pasangannya non terinfeksi HIV.
Ketika semua kondisi baik, maka pada saat masa subur ODHIV dapat berhubungan seks tanpa menggunakan Kondom, Pemakaiannya mampu mengurangi risiko penularan virus HIV hingga 95 persen.
Penularan virus HIV bisa tetap terjadi, walaupun telah menggunakan kondom disebabkan karena kesalahan ketika menggunakan, kebocoran pada kondom sering terjadi karena penggunaan kondom kedaluwarsa atau penyimpanannya yang kurang tepat, seperti ketika terkena cahaya matahari langsung atau kondom yang disimpan di dalam dompet. (jonder sihotang)