JAKARTA (Independensi.com) – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) mendukung upaya pelestarian aset bersejarah yang dilakukan komunitas maupun stakeholder lainnya.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal pada saat peresmian Perbaikan Tampilan Eksternal Lokomotif C 300 11 hasil kerjasama Kementerian Perhubungan dengan Indonesia Railway Preservation Society (IRPS) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Museum Transportasi TMII, Sabtu (11/03).
Risal mengatakan bahwa langkah yang diambil oleh IRPS untuk melestarikan lokomotif C 300 11 merupakan langkah yang perlu diapresiasi. “Lokomotif ini memiliki sejarah yang sangat penting sebagai sarana kereta api yang berperan dalam pengangkutan material pada pembangunan Stadion Gelora Bung Karno Senayan,” kata Risal.
Sebagai informasi, lokomotif C 300 11 yang dipreservasi oleh IRPS tersebut merupakan salah satu dari dua lokomotif C 300 yang terdapat di Museum Transportasi TMII. Sejak didatangkan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1957.
Lokomotif seri ini memiliki peran vital dalam perkeretaapian Indonesia, khususnya untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Pada saat sudah tidak aktif berdinas, lokomotif ini disimpan di Depo Lokomotif Tanah Abang sebelum dipindahkan ke Museum Transportasi TMII.
Terkait dengan kegiatan preservasi sarana kereta api historis yang dilakukan oleh IPRS, Risal menyampaikan dukungan penuh kepada komunitas yang telah berdiri selama 20 tahun tersebut.
Risal berharap, kegiatan preservasi ini tidak berhenti pada lokomotif C 300 11 ini saja, melainkan dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk merawat aset-aset perkeretaapian yang sarat akan sejarah.
“Setelah ini kami mengajak IRPS untuk melanjutkan kegiatan preservasi pada lokomotif-lokomotif lain yang tersimpan di museum ini sehingga dapat menarik minat anak-anak kita untuk belajar seputar jasa perkeretaapian bagi bangsa kita,” ucap Risal.
Lebih lanjut Risal menyampaikan bahwa upaya pelestarian aset bersejarah ini perlu didukung oleh segenap pihak dan stakeholder perkeretaapian.
“Kami dari DJKA siap memberikan dukungan dan pembinaan kepada komunitas-komunitas seperti IRPS ini untuk merawat sarana-sarana kita, dan semoga rekan-rekan dari KAI juga memiliki semangat yang sama,” ungkap Risal.
Setelah nanti kegiatan preservasi dapat dilakukan pada sarana-sarana di museum ini, Risal mengajak serta stakeholder perkeretaapian untuk menarik minat masyarakat agar semakin banyak tang tertarik mempelajari sejarah perkeretaapian Indonesia.
“Kita juga harus mulai memikirkan untuk membuat kegiatan-kegiatan menarik di museum ini dan memberikan tampilan digital mengenai masa kejayaan sarana-sarana yang dipajang di sini sehingga orang mau datang,” tutup Risal. (hpr)