Jakarta- Anggota Komisi VII DPR-RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menyatakan, rencana PT Pertamina (Persero) mengakuisisi blok migas di Venezuela sejatinya membawa spirit solidaritas NEFO yang dikobarkan Bung Karno.
NEFO atau New Emerging Forces, sambung Gus Falah, merupakan kekuatan kelompok negara-negara yang progresif revolusioner dan anti Neokolonialisme-Imperialisme (nekolim).
“Sejak dipimpin Hugo Chavez pada 1998, Venezuela ini menjadi negara yang sangat progresif revolusioner dan anti Nekolim, sebab Hugo Chavez memang sangat mengagumi pemikiran Bung Karno,” ungkap Gus Falah, Selasa (30/1/2024).
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, ajaran maupun kebijakan Bung Karno seperti Trisakti, Nasionalisasi perusahaan asing dan reforma agraria diterapkan oleh Venezuela.
Venezuela juga lantang menentang Neo-Liberalisme yang didalangi negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Jadi, sambung Gus Falah, Venezuela bisa dikategorikan sebagai negara NEFO bila merujuk pada definisi yang digagas Bung Karno.
“Sehingga, selain memperkuat ketahanan energi kita, sinergi Pertamina dengan Venezuela ini juga mengobarkan kembali solidaritas NEFO yang dulu digelorakan Bung Karno,” pungkas Gus Falah.
Seperti diketahui, Pertamina sebagai BUMN milik Indonesia di sektor energi, melalui Pertamina International EP (PIEP) sedang menjajaki peluang dalam mengakuisisi blok-blok migas baru Venezuela.
Penjajakan itu merupakan buah dari kesepakatan kerja sama Indonesia-Venezuela yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua negara.
Lingkup kerja sama itu diantaranya adalah kerja sama bisnis hulu migas antar kedua negara, penerapan peningkatan perolehan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery), pengembangan dan penerapan teknologi serta praktik terbaik untuk mengurangi dampak lingkungan di bidang energi.