NANNING, GUANGXI (Independensi.com) – Puluhan mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di berbagai wilayah di China bersaing ketat memperebutkan Darmasiswa, program beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Beasiswa itu diberikan bagi warga negara asing untuk belajar di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
“Saya ingin kuliah di Malang,” kata Han Ming, mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di Guangxi University for Nationalities (GUN), kepada Antara di Kota Nanning, Provinsi Guangxi, Sabtu (13/1/2018).
Mahasiswi tingkat II dari Kota Guilin, Provinsi Guangxi, yang memiliki nama samaran Anastasia itu berkeinginan mewujudkan mimpinya bisa melanjutkan sekolah bahasa di perguruan tinggi di Indonesia.
Dia harus bersaing dengan 27 rekannya di GUN yang sama-sama bercita-cita bisa kuliah Bahasa Indonesia di sejumlah kampus di Indonesia.
“Saya ingin kuliah di Bandung,” kata Luo Yue, mahasiswi jurusan Bahasa Indonesia di Guangxi University of Foreign Language (GUFL) Nanning.
Saat tes wawancara oleh tim Atase Pendidikan KBRI Beijing dan KJRI Guangzhou, mahasiswi asal Provinsi Hebei itu juga menyampaikan alasan bahwa keinginannya berkuliah di Bandung agar bisa mengunjungi Kawah Putih, Ciwidey.
“Selain itu saya juga ingin bisa masak bala-bala dan gado-gado, makanan kesukaan saya,” ujarnya.
Selain di Nanning, dalam sepekan terakhir tim KBRI Beijing-KJRI Guangzhou telah menggelar tes wawancara kepada para pelamar Darmasiswa di Kunming (Provinsi Yunnan) dan Guangzhou (Provinsi Guangdong).
Kemudian KBRI Shanghai juga menggelar tes wawancara di Xi’an, Provinsi Shaanxi, dan akan dilanjutkan di Shanghai, Beijing, dan Tianjin.
Pada tahun ini Kemendikbud Indonesia memberikan kuota Darmasiswa kepada 16 mahasiswa China. Jumlah itu terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 70 mahasiswa.
Beberapa alumni Darmasiswa saat ini banyak yang menjadi tenaga pengajar Bahasa Indonesia di China dan wartawan atau editor media resmi di China yang memiliki divisi pemberitaan Bahasa Indonesia.
Secara keseluruhan Kemendikbud menyediakan kuota untuk 650 mahasiswa program Darmasiswa di seluruh dunia pada tahun ini.
Kebanyakan para peraih beasiswa Darmasiswa mempelajari dan memperdalam Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Untuk di luar Jawa, pelamar beasiswa juga membidik kampus-kampus di Aceh, Padang, dan Lampung.
Fasilitas yang diberikan Kemendikbud RI kepada peraih Darmasiswa adalah biaya kuliah dan bantuan biaya hidup selama 12 bulan berturut-turut.
Sampai saat ini di China terdapat 11 perguruan tinggi yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia dan setiap tahun rata-rata menerima 20 mahasiswa baru.