Independensi- Anggota DPR-RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) dan istri bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, baru-baru ini.
Ansy menyatakan, pertemuan dengan Paus adalah salah satu momen terbaik dan berharga dalam hidupnya.
“Saya berlutut mencium tangan Paus Fransiskus menunjukkan hormat, kekaguman dan cinta saya kepada Wakil Kristus dan Pemimpin Agama Katolik sedunia tersebut,” ungkap Ansy.
Politisi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu mengungkapkan, Paus menatap dirinya serta istri, kemudian mengangkat tangannya dan memberikan berkatnya.
Ansy menilai peristiwa itu sebagai momen sakral yang luar biasa.
“Pertemuan dengan Bapa Suci begitu menggetarkan rasa dan membawa kesan mendalam,” ungkap Ansy.
Ansy pun mengaku matanya terasa berkaca tanpa disadati. Hal itu merupakan luapan perasaan yang tak mudah untuk diungkapkan.
Meskipun hanya sejenak, Ansy mengaku sungguh merasakan pemimpin milyaran umat Katolik sedunia tersebut memancarkan aura cinta kasih, empati, dan kelembutan yang membuatnya beserta istri terharu bahagia.
“Tumbuh dalam tradisi kental gereja Katolik di mana Paus adalah figur sentral dalam institusi Gereja Katolik, bayangan akan kebijaksanaan, pesona dan karisma beliau selalu memberi kehangatan,” ujar Ansy.
“Kenapa beliau disebut juga Bapa Suci bahkan di kalangan tertentu di NTT ada panggilan Santo Bapa, Santo Padre.
Dua kali sejak lahir saya menyaksikan Konklaf, pemilihan Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus,” ungkap Ansy.
“Kami berdoa berharap asap hitam di Kapel Sistina Vatikan akan keluar tanda ‘Habemus Papam’, yang artinya ‘Kita Sudah Memiliki Paus Baru’,” sambung alumni PMKRI itu.
Ansy mengungkapkan, tidak pernah terbayangkan dirinya untuk bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung Paus Fransiskus di Vatikan.
Ansy mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Prefettura Vatikan menginfokan persetujuan Vatikan kepada dirinya dan istrinya untuk bertemu langsung Paus Fransiskus.
“Tidak tahu apakah yang menjadi pertimbangan Prefettura Vatikan untuk mengundang kami bertemu Paus,” ujarnya.
“Yang pasti, saya adalah pengagum Paus Fransiskus terutama karena keberpihakannya kepada kaum miskin dan inpirasi ekologis,” lanjutnya.
Ansy mengungkapkan, Ensiklik Laudato Si Paus Fransiskus tahun 2015 tentang dosa ekologis, pertobatan ekologis dan kesalehan ekologis adalah rujukan dan inspirasi utama dirinya di DPR RI ketika memperjuangkan kepentingan konservasi untuk pelestarian tanah, hutan, air dan makhluk hidup.
“Paus Fransiskus terimalah hormat kami, doakan kami, dan pimpinlah kami menuju keselamatan abadi di Surga,” pungkas Ansy.