Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, VUB turut ambil bagian dalam pembangunan Jalan Tol Baleno Seksi 2 dengan memasok kebutuhan beton siap pakai dari batching plant VUB di Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
“Sejak Oktober 2023 hingga Juni 2024, jumlah beton siap pakai (ready-mixed) yang telah dipasok VUB sebanyak 44.000 m3 atau mencapai sekitar 95% dari total keseluruhan beton yang akan dipasok sebanyak 46.000 m3, untuk pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN),” ujarnya, Kamis (25/7).
“SIG bangga dapat berkontribusi dalam pembangunan Jalan Tol Baleno, yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), yang menghubungkan Provinsi Jambi ke Palembang hingga Lampung,” tuturnya.
Vita menambahkan peran serta SIG dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia, mengarah pada optimalisasi penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan. Seperti pada proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), yang mengusung tema sustainable and smart city.
“Seluruh pabrik dan rantai pasok SIG semakin menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan pada proses bisnis dan operasionalnya, demi untuk menghadirkan produk-produk ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ungkapnya.
“Selain ragam portofolio untuk berbagai kebutuhan pembangunan, SIG juga memastikan kelancaran pasokan dan ketepatan waktu pengiriman dari keandalan jaringan operasi dan distribusi yang ekstensif agar mampu memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah di Indonesia,” imbaunya.
“Pada pembangunan Jalan Tol Baleno ini, SIG mengaplikasikan beton siap pakai dengan banyak keunggulan, seperti mudah diaplikasikan, waktu kering optimal, kuat lentur lebih baik, dan hasil akhir dengan kekuatan maksimal. Produk serupa juga telah digunakan pada sejumlah proyek di antaranya Jalan Tol Sigli – Banda Aceh, Jalan Tol Balikpapan – Samarinda, Yogyakarta International Airport, dan Jakarta International Stadium,” pungkasnya.
Untuk diketahui kehadiran Jalan Tol Bayung Lencir -Tempino (Baleno) diharapkan mampu meningkatkan konektivitas, khususnya di Sumatra, sehingga dapat memangkas waktu perjalanan yang semula 4 hingga 5 jam menjadi hanya 1,5 jam sehingga dapat menghemat waktu perjalanan hingga lebih dari separuhnya. (Mor)