JAKARTA (IndependensI.com) – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah pengemudi yang kelelahan akibat perjalanan yang jauh dan waktu tempuh yang lama.
Perusahaan transportasi Swedia, Einride, punya solusi atas masalah tersebut yaitu T-Pod. Truk otomatis ini bisa menelusuri jalanan konvensional tanpa sopir dengan menggunakan sistem navigasi yang akurat.
Kendaraan pengangkut barang tersebut diperkenalkan kepada wartawan di Detroit Auto Show, Selasa (16/1/2018). Saat ini truk itu baru purwarupa tapi Einride akan mengujinya di jalanan tahun ini.
Berbeda dengan konsep mobil otomatis lain, T-Pod tidak lagi punya ruang untuk sopir dan kemudi. Truk ini pun tidak butuh pintu dan jendela di bagian depan. Pengemudian dilakukan oleh komputer yang “melihat” kondisi jalan dengan sejumlah kamera dan sensor.
Satu lagi keunggulan T-Pod adalah penggunaan mesin listrik. Truk ini jadi lebih ramah lingkungan dibanding truk konvensional yang menggunakan mesin berkapasitas besar.
Namun hal itu berdampak pada daya angkutnya. T-Pod hanya bisa membawa barang kira-kira separuh dari truk konvensional. Jarak tempuhnya tidak lebih dari 300 mil atau 482 kilometer.
Teknologi masa depan lain yang dipamerkan di Detroit Auto Show adalah sistem pengemudian Nexteer. Perusahaan itu membuat kemudi yang tidak terhubung secara fisik dengan roda mobil. Hal ini membuat kemudi bisa lebih banyak melakukan manuver.
“Kemudi ini bisa dipasang langsung di dashboard,” kata seorang teknisi Nexteer, Dave Sabol, seperti dikutip kantor berita AFP.
Teknologi itu penting buat mobil otomatis masa depan. Saat mobil tersebut berjalan tanpa sopir, kemudi bisa disimpan di tempat lain.
Penelitian dan pengembangan pengemudian tanpa sopir tidak hanya dilakukan dengan membuat mobil canggih. Pengumpulan data jalanan yang akurat juga dibutuhkan untuk membuatnya lebih aman.
Perusahaan dari Ohio mengklaim sudah menguasai teknologi pengumpulan data jalan. Kepala ilmuwannya, Christoph Mertz, mengatakan bahwa dia bisa membuat database jalan yang selalu diperbarui sehingga mobil otomatis di basa depan dapat menggunakan informasi itu agar lebih cepat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.
“Saat ini kita berada di tempat dengan data yang berkembang secara eksponensial,” kata Mertz.
Sementara itu, Sheikh Shuvo menawarkan data “bersih” yang sudah ada untuk mengajari kendaraan otomatis agar bisa lebih manusiawi.
“Proses pemurnian data dilakukan dengan memberi label yang tepat. Hal itu memudahkan mobil otomatis mengenali pejalan kaki, apa saja yang bisa dilakukan pejalan kaki, dan mengantisipasi tingkah laku yang berbeda,” kata Shuvo.
Meski sudah banyak teknologi mobill otomatis yang dipamerkan, belum ada yang benar-benar diterapkan saat ini. Para pengamat teknologi mengatakan robot dan kecerdasan buatan belum akan menggantikan manusia dalam waktu dekat.