KARO (IndependensI.com) – Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembangunan suatu daerah, karena pendidikan merupakan pondasi dalam mencetak sumberdaya manusia yang handal, dimana dalam pendidikan harus ada tenaga yang profesional dan sarana belajar yang layak, apalagi saat ini sudah memasuki era globalisasi dan komputerisasi untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas .
Tanpa dukungan fasilitas yang memadai dan sumber daya yang cukup handal tidak mungkin mengharapkan hasil yang maksimal dari sebuah lembaga pendidikan. Kondisi itu pula yang dihadapi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kuta Buluh “Simole” Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
SMA Negeri 1 Kuta Buluh memiliki siswa 152 orang dengan jumlah tenaga pendidik ASN 18 orang dan satu pegawai honorer. Kondisi sekolah ini serba minim. Dampak minimnya tenaga pengajar dan fasilitas yang kurang memadai, membuat proses belajar mengajar tak berjalan dengan baik karena masih banyak kekurangan prasarana alat pendukung.
Kepala SMAN 1 Kuta Buluh Jusup Ginting Spd , pada hari Senin (3/9/2018) mengatakan kepada awak media saat ini sekolah yang dipimpinnya masih minim peralatan untuk meningkatkan taraf pendidikan seperti meja, kursi/bangku dan peralatan komputer beserta akses jaringan internet . Apa lagi tahun ajaran baru ini di sekolah SMA N 1 Kuta buluh ada peningkatan jumlah peserta didik. Saat ini untuk murid kelas X (murid baru) mencapai 3 ruang kelas yang masing masing di tempati lebih dari 20-an orang siswa/i per ruangan kelas.
”Karena itu dibutuhkan tambahan peralatan seperti bangku dan meja dan juga peralatan komputer dan sarana pendukung lainnya. “Mengharapkan dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sangat tidak memadai,” ungkap Jusup Ginting.
Selain itu, SMAN 1 Kuta Buluh yang baru berdiri ini, masih memiliki segudang persoalan termasuk terkait status kepemilikan lahan tetap dari Pemkab Karo. Sampai saat ini status kepemilikan lahan Sekolah SMA N 1 Kuta Buluh tersebut belum jelas. Akibatnya, pengajuan permohonan untuk membangun pagar sekeliling sekolah masih menuai pro dan kontra dengan warga pemilik lahan perladangan yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
“Lahan lokasi sekolah SMA Negeri 1 Kuta Buluh dulunya di peruntukkan sebagai lapangan sepak bola bagi masyarakat Kuta Buluh. Sekarang sudah diubah menjadi lahan untuk sekolah,”kata Jusup Ginting.
Terkait dengan peralihan fungsi lahan itu, kata Jusup, pihaknya berharap agar status lahan di SMA N1 Kuta buluh diperjelas oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Hal itu mendesak agar tidak menjadi konflik di kemudian hari.
Dalam kesempatn itu, Jusup Ginting juga mengharapkan adanya peran serta masyarakat maupun swasta untuk saling mendukung, terutama tokoh masyarakat pemerhati dunia pendidikan di Kabupaten Karo. “Tanpa ada dukungan masyarakat maupun pihak swasta untuk memenuhi fasilitas pendidikan di SMA Negeri 1 Kuta Buluh, maka sulit diharapkan hasil maksimal bagi anak didik di sekolah ini,” katanya.
Dalam waktu dekat, kata Jusup, pihaknya dan Komite Sekolah juga merencanakan pengajuan proposal kepada PT WEP yang berada di Kecamatan Kuta Buluh untuk mengalokasikan sebagian dana CSR nya ke sekolah ini. Fasilitas sekolah sangat minum, karena baru berdiri. “Jadi, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak,” ungkapnya.
Jusup Ginting juga mengeluhkan banyak warga di sekitar Kecamatan Kuta Buluh Simole yang enggan menyekolahkan anak mereka dan memilih sekolah ke kota, karena pada umumnya sekolah sekolah di perkotaan memadai dari segi fasilitasnya. Ke depan kita harapkan masyarakat setemat tidak perlu lagi jauh-jauh menyekolahkan anak-anak nya ke kota karena sekolah ini dipersiapkan mampu mensejajarkan diri dari sisi SDM tenaga pengajar maupun segala fasilitas yang dibutuhkan sebagaimana fasilitas sekolah di kota,” tambahnya. (Daris Kaban)