SOLO (IndependensI.com) – Sekilas dilihat dari penampilan Rika Oktovia tak ada yang kurang. Tubuh wanita bergaya tomboy berambut warna biru ini sangat atletis. Gerakannya pun sangat lincah. Begitu juga lompatannya cukup gesit saat melompati gawang yang sengaja dipasang di arena lompat jauh lapangan atletik Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (6/9/2018). Namun dari penampilan itu, Rika memiliki potensi besar sebagai atlet difabel.
“Saya itu paralimpian nomor lompat jauh kategori T20 kelompok Intelegencia Impairment (II),” kata Rika. Gadis kelahiran Padang, Sumatera Barat, 6 Juni 1993 menekuni olahraga karena kedua orang tuanya senang olahraga. Selepas menjalani Sekolah Menengah Atas (SMA) di Padang, Rika berangkat ke kota Palembang, Sumatera Selatan untuk membantu usaha warung padang milik pamannya. “Orang Minang itu kan perantau. Jadi, saya menganggap hidup ini belum lengkap kalau tidak merantau ke luar daerah. Dan, saya bahagia sekali ketika diajak paman ke Palembang,” akunya.
Meski disibukkan membantu usaha warung makan, Rika tidak pernah melupakan kebiasaan berolahraga. Dia terus berlatih cabang olahraga atletik. Hasilnya, Rika yang diarahkan atlet senior Sumatera Selatan sukses merebut gelar juara nomor Lari 100 M pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Riau 2012. Dari kesuksesan itu, dia direkrut memperkuat Kontingen Indonesia pada ASEAN Para Games Myanmar 2013. Dia meraih dua medali emas nomor Lari 100 M dan Lompat Jauh.
Pada Asian Para Games (APG) 2014 di Incheon, Korea Selatan (Korsel), Rika tidak tampil karena surat-suratnya tidak lengkap. Dan, dia tampil lagi pada ASEAN Para Games Singapura 2015 dan merebut medali emas di nomor Lompat Jauh dengan mencatat lompatan sejauh 5,12 Meter. Hasil ini mengalahkan pelompat jauh asal Malaysia, Siti Nuraida Ismail yang mencatat lompatan sejauh 5 04 meter. “Di Singapura, saya hanya tampil di nomor lompat jauh terkait aturan adanya larangan tampil di dua nomor,” kata Rika yang tidak tampil pada ASEAN Para Games Kuala Lumpur Malaysia 2017 karena sakit.
Di APG 2018 yang digelar di Jakarta 6-13 Oktober mendatang, Rika tak lagi membuang kesempatan. Dia terus menjalani latihan serius untuk bisa meraih tempat terbaik. “Saya bertekad ingin menjadi yang terbaik di Asian Para Games 2018. Kalau saya bisa meraih medali emas kan bisa buat tabungan masa depan dan membantu orang tua,” tegas anak ke-4 dari 5 saudara pasangan Dasril dan Rosmaini ini.
Selain pelompat jauh Malaysia, Rika juga memperhitungkan keberadaan atlet Jepang dan Korea Selatan. “Yang, saya perlu antisipasi hanya catatan rekor atlet Jepang dan Korsel karena belum ada. Yang saya tau hanya Siti Nuraida dari Malaysia sedangkan atlet China tidak ikut di nomor lompat jauh hanya konsentrasi nomor sprint,” jelas Rika yang mengidolakan Maria Londa, peraih emas nomor lompat jauh Asian Games Incheon 2014.