JAKARTA (IndependensI.com) – Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bekraf Bonifasius Wahyu Pudjianto (kanan) saat Press Conference TOKYO GAME SHOW 2018 dengan Topik : Landmark Budaya Industri Game Global dengan Identitas yang Berbeda di Upnormal Coffee Roaster Wahid Hasyim, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Tokyo Game Show (TGS) adalah pameran tahunan yang diadakan setiap bulan September. TGS adalah salah satu landmark budaya dari industri game global dengan identitas yang berbeda dibandingkan dengan salah satu acara permainan utama lainnya. TGS 2018 akan diikuti oleh publisher terkemuka seperti Sony, Square Enix, Sega, Capcom, dll
.
.
Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf) melalui Deputi Pemasaran dan Deputi Infrastruktur bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) memberangkatkan 7 pengembang game asal Indonesia dalam Tokyo Games Show (TGS) 2018 di Jepang tanggal 20-23 September 2018 mendatang. TGS 2018 merupakan salah satu perhelatan gim internasional terbesar di dunia khususnya di kawasan Asia.
Acara ini akan mempertemukan pelaku game dengan pelaku bisnis secara business-to-business (B2B) maupun kepada customer yakni business-to-consumen (B2C). “Tapi yang kami harapkan adalah B2B agar produk game Indonesia bisa masuk ke platform dunia,” ujar Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bekraf Bonifasius Wahyu Pudjianto.
Melalui Archipelageek, para pelaku dari subsektor pengembang permainan Indonesia ini unjuk gigi untuk menemukan partner bisnisnya. Demikian juga dalam upaya untuk mengembangkan subsektor aplikasi dan pengembang Permainan lndonesia dengan menemukan investor atau publisher besar.
Bekraf sebagai perwakilan pemerintah, membantu dalam sewa lahan serta konstruksi booth promosi dan publikasi peserta delegasi Indonesia. Indonesia sendiri rencananya akan menempati paviliun seluas 54 meter persegi di New Stars Area Hall 1, No. 1-N13.
“Selain untuk mempromosikan ekosistem industri gim nasional, para pelaku gim Indonesia juga akan memamerkan produk mereka di acara itu,” tutur Bonifasius. Ada 7 pengembang game nasional yang diikutkan dalam TGS 2018 yakni AGATE, Megaxus, SEMISOFT, Lentera Nusantara Studio, Wisageni, Melon Gaming, dan Studio Namaapa.
Para pelaku gim ini sebelumnya telah lulus seleksi dari empat kurator, yaitu Adam Ardisasmita (Dewan Pengurus AGI), Dwi Frida (Dewan Pengurus AGI), Cipto Adiguno (Dewan Pengurus AGI), dan Jan Faris Majd (Ketua Harian AGI).
Sementara, kriteria pelaku gim yang ikut seleksi TGF 2018 ini yakni sudah berbadan hukum, kepemilikan WNI harus di atas 51 persen, kualitas dari konten (game) yang akan dibawa ke TGS, mampu untuk berangkat ke TGS secara swadaya, serta potensi pertumbuhan bisnis yang dapat diperoleh dengan mengikuti TGS.