JAKARTA (IndependensI.com) – Dalam rangka mewujudkan swasembada bawang putih 2018, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong munculnya sentra baru baik di Jawa maupun luar Jawa.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong percepatan swasembada baik dari aspek hulu maupun persiapan hilir.
“Pada tahun 2018 alokasi kawasan bawang putih seluas 5.684 Ha. Target produksi benih 17.000 ton yang tersebar di 79 Kabupaten Kota. Importir dikenakan wajib tanam sebanyak lima persen sebesar 5.000 hektare dengan target produksi benih 15.000 ton,” ungkap Direktur Jendral Hortikultura, Suwandi di Jakarta, Senin (19/11/2018).
Suwandi menambahkan, untuk mewujudkan swasembada bawang putih 2021 diperlukan kerja cerdas dengan pendampingan intensif. Pengawalan dan pendampingan terutama diperlukan untuk daerah sentra baru melalui perluasan areal tanam di antaranya daerah Jawa Tengah yaitu Kabupaten Wonosobo.
Menurut Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Agung Sunusi dalam kunjungannya menyatakan bahwa Wonosobo saat ini kembali bangkit dalam pengembangan bawang putih.
Hal ini terlihat dari semangat kelompok tani di sentra utama yaitu Kertek, Kalikajar dan Watumalang melakukan perluasan tanam di wilayah ini. Disamping itu Wonosobo juga sudah menjadi salah satu alternatif lokasi mitra importir dalam pemenuhan wajib tanam 5 persen.
“Saat ini, sudah ada lima perusahaan yang melakukan mitra dengan kelompok tani untuk pemenuhan wajib tanam. Melalui dana APBN 2018-2019 juga kami dorong seluas 250 hektare untuk menjadikan wilayah ini menjadi salah satu sentra bawang putih nasional,” jelasnya.
Kepala Seksi Produksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Hari Susatyo mengatakan, “Potensi pengembangan bawang putih bisa mencapai 1.000 hektare dan saat ini sudah tertanami sekitar sekitar 300 hektare. Kami intens mendorong dan membangkitkan semangat para kelompok tani untuk bisa mengembalikan kejayaan bawang putih seperti tahun 1980-an”.
Sambung Hari menerangkan, sentra utama bawang putih tersebar di tiga kecamatan yaitu Kalikajar, Kejajar dan Kertek. Rencana pengembangan dan sekaligus perluasan bawang putih akan difokuskan di delapan kecamatan. Adapun kecamatan tersebut di antaranya Kertek, Kalikajar, Watumalang, Garung, Mojo Tengah, Kejajaran, Sapuran dan Kepil.
“Rata- rata ketinggian tempat antara 800-1.600 m dpl dengan struktur tanah lempung berpasir. Ini menandakan, bahwa Wonosobo potensial untuk pengembangan bawang putih,” pungkasnya.
Ketua kelompok tani Peta Mutiara, Ahmadi, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek mengatakan, bahwa kelompok binaannya yang beranggota 250 orang ini telah bermitra dengan importir dalam pemenuhan wajib tanam 5% seluas 50 hektar.
“Varietas yang kami tanam dominan lumbu hijau dan lumbu kuning. Rata-rata umur tanaman 30 hari sesudah tanam (HST), dengan ketinggian tempat berkisar 900 hingga1.800 m dpl. Kebutuhan benih 300-500 kilogram per hektar. Di samping itu kami juga dibantu paket pupuk dasar seperti NPK. Kegiatan ini kami rasakan sangat bermanfaat bagi kelompok kami,” ucapnya.
Hal senada di ungkapkan oleh Sumardi, petani di Desa Pagerejo dan Pagerotan Kertek yang mengaku sangat senang dengan pengembangan bawang putih di desanya. “Ini bisa mengangkat kesejahteraan anggota kelompok dan kami harapkan bisa menjadi penopang untuk menyekolahkan anak,” tuturnya.(budi/ist)