KEBUMEN (IndependensI.com) — Pembangunan konektivitas di Selatan (Pansela) Pulau Jawa terus dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Jalan Pansela Jawa memiliki panjang 1.405 km yang membentang menyusuri garis tepi Pantai Selatan dari wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Jawa Timur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, khusus di wilayah Jawa Tengah total Jalan Pansela yakni sepanjang 212 km dan Yogyakarta sepanjang 116 km, dengan total keduanya sepanjang 328 km. Jalan Pansela di kedua Provinsi tersebut ditangani oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dikatakan Menteri Basuki, dari total panjang tersebut, hingga tahun 2018 total jalan yang sudah selesai sepanjang 219 km, masing-masing sepanjang 151 km di Jawa Tengah dan 68 di Yogyakarta. “Pada tahun 2019, Jalan Pansela di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang ditangani sepanjang 28 km. Kami targetkan sisa 81 km akan tuntas seluruhnya pada 2021,” kata Menteri Basuki saat meninjau Jalan Pansela di Kebumen, Jumat (5/4/2019).
Salah satu ruas jalan Pansela di Jawa Tengah yang rampung ditingkatkan adalah ruas Giriwoyo-Duwet sepanjang 23,7 km yang dilakukan dengan kontrak multiyears 2015-2017 melalui program Regional Road Development Project (RRDP) yang didanai oleh Islamic Development Bank (IDB) dengan nilai Rp 192 miliar.
Menteri Basuki menyatakan, pada tahun 2019 terdapat dua ruas jalan di Jawa Tengah dan tiga ruas di Yogyakarta yang telah ditandatangani kontrak pekerjaannya. Dua ruas Jalan Pansela di Jawa Tengah tersebut yakni ruas Tambakrejo- Bantarsari sepanjang 6,50 km dan Jladri – Karangbolong -Tambakmulyo 4,50 km.
Nilai kontrak ruas Tambakrejo- Bantarsari senilai Rp 95,4 milyar dengan kontrak tahun jamak 2019-2020 dan dikerjakan PT Istaka Karya- PT. Trie Mukti (Kerjasama Operasi) Sementara untuk ruas Jladri – Karangbolong -Tambakmulyo nilai kontraknya Rp 53,9 milyar, dengan kontrak tahun jamak 2019-2020, dikerjakan oleh PT Sumber Karya-PT. Karya Adi Kencana (Kerjasama Operasi).
Sedangkan untuk tiga ruas di Yogyakarta adalah ruas Jerukwudel- Baron-Duwet (10,60 km), dengan nilai kontrak Rp. 195 milyar (2019-2021), dikerjakan PT. Brantas Abipraya-Aneka Dharma Persada (Kerjasama Operasi) ; ruas Legundi- Planjan 4,70 km dengan kontrak Rp. 69 milyar) (2019-2020) dikerjakan PT. Istaka Karya ; dan Jembatan Kretek 2 dengan panjang penanganan 2.014 meter. Besar pagu sebesar Rp.574 milyar untuk tahun 2019-2021.
Menteri Basuki dalam setiap kesempatan selalu mempromosikan Jalur Pansela Jawa untuk bisa menjadi alternatif dari jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa yang sudah padat lalulintasnya, karena sepanjang jalan terdapat banyak destinasi wisatanya. Pengguna jalan akan disuguhi pemandangan hamparan sawah, pegunungan dan pantai sekaligus menjadi spot foto yang bagus.
Menteri Basuki mengatakan, penanganan jalan Pansela Jawa terus dilakukan guna meningkatkan kecepatan, keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan. Kondisi yang sudah mantap akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
Kepala BBPJN VII Akhmad Cahyadi mengatakan, perkiraan total anggaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian Jalan Pansela di kedua provinsi tersebut sekitar Rp 1,9 triliun dengan alokasi masing-masing untuk Jawa Tengah sebesar Rp 1,1 trilun dan Rp 885 miliar untuk di Yogyakarta.
Rencana Pengembangan Jalur Alternatif Akses Wisata Borobudur
Selain jalan Pansela Jawa, Menteri Basuki juga melakukan peninjauan terhadap rencana pengembangan jalur alternatif akses wisata dari Borobudur ke New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo. Ruas yang ditinjau dari Sentolo ke Nanggulan lalu ke Tegalsari – Siluwok, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
“Sepanjang jalan tersebut kita lihat juga banyak titik wisata yang menuju ke arah Borobudur. Borobudur merupakan salahsatu dari 4 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pengembangannya melalui infrastruktur yang baik. Untuk itu akan kita tingkatkan dengan pelabaran dan perbaikan geometri jalan karena pada beberapa spot, saat ini masih terlalu curam sehingga masih sulit dilalui bis. Selain itu kita akan buat shortcut agar lebih aman dan nyaman. Saya minta untuk dibuatkan desainnya tahun ini hingga selesai, lalu tahun depan kita akan mulai (fisiknya),” ujar Menteri Basuki.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto, Kepala BBPJN VII Akhmad Cahyadi, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.