MORO (IndependensI.com) – Produk pertanian di Kepulauan Karimun kembali diekspor dalam skala yang cukup besar. Setelah kelapa sebagai komoditas andalan ekspor asal kepulauan ini, ada satu komoditi baru yang dapat menjanjikan pemasukan negara dan masyarakat melalui ekspor, yaitu kulit pohon bakau asal pulau Moro.
Paska dilepas perdana ke Filipina oleh Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian di medio April 2019, komoditas ini kian menggeliat. “Program Agro Gemilang di Karimun mulai membuahkan hasil, menggiatkan pelaku agribisnis, menggali produk ekspor baru. Selain kelapa, kemudian kulit bakau, lalu apa lagi? terus digali lagi apa yang bisa kita ekspor. Kami siap kawal,” kata Ali Jamil saat melepas 22 ton kulit kayu bakau di Pulau Moro, Minggu (18/8).
Ini sejalan dengan kebijakan Presiden melalui Menteri Pertanian, untuk lakukan program nyata mendorong ekspor, ekspor dan investasi, papar Jamil.
Pelepasan kali ini menggenapkan total ekspor kulit bakau dengan tujuan Filipina sebesar 131 ton. Pelepasan ekspornya melalui unit kerja karantina pertanian di Tanjung Balai Karimun.”Sesuai persyaratan ekspor negara tujuan, kami pastikan komoditas ini sehat, aman dan dapat penuhi persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS),” tambahnya.
Kulit kayu yang tumbuh di kawasan pesisir itu dapat menghasilkan tanin untuk dimanfaatkan sebagai bahan penyamak. Selain itu kulit kayu pohon bakau dapat dijadikan bahan pembuat kertas berkualitas tinggi. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa kulit kayu bakau juga bermanfaat bagi kesehatan.
Setelah Kelapa, Potensi Ekspor Lain Dipacu
Sebelumnya, kelapa dan turunannya berupa air kelapa, bungkil dan juga dalam bentuk utuh jadi andalan komoditi ekspor dari pulau ini. Sepanjang tahun 2019 tercatat ekspor produk tumbuhan sebanyak 1,100 ton senilai Rp. 43,8 miliar tujuan Malaysia. Selain kelapa, komoditas lain adalah alpukat, kencur dan damar. Hal ini disampaikan Kepala Karantina Pertanian Tanjung Balai Karimun, Priyadi.
Sementara untuk komoditas dari bidang karantina hewan, hingga Agustus 2019, sarang burung walet berhasil diekspor ke Singapura dan Taiwan sebanyak 399 kg dengan nilai ekspor mencapai Rp 39 miliar. Selain itu madu tujuan Malaysia juga turut menyumbangkan devisa negara.
Pemanfaatan Peta Aplikasi Komoditas Pertanian Ekspor
Potensi komoditas pertanian yang besar dan akses dekat dengan negara tetangga, pulau Moro miliki peluang meraup devisa. Dengan menjalin kerjasama bersama Pemda, khususnya dalam pemanfaatan peta aplikasi komoditas ekspor pertanian, IMACE yang digagas Barantan, dapat mendorong pembangunan pertanian berbasiskan kawasan.
Harapannya bisa mengikuti pulau Kundur, banyak komoditas ekspornya, ungkap Priyadi.
Asisten Daerah III, Hurnaini yang hadir dan melepas ekspor menyampaikan agar masyarakat agribisnis di pulau Moro baik petani maupun pelaku usaha dapat membuka cakrawala dan menangkap peluang yang ada.
Bertepatan dengan momen Kemerdekaan, Asda III juga mengajak masyarakat di pulau Moro khususnya untuk bersama-sama mendorong kinerja ekspor komoditas pertanian, wujudkan Indonesia maju, pungkasnya.(***)