JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia menegaskan hampir seluruh negara di kawasan Asia Tenggara telah menikmati bawang merah dari Tanah Air. Untuk itu Indonesia tak pantas lagi disebut sebagai negara pengimpor bawang merah.
Penegasan Indonesia sebagai negara pengekspor ditandai dengan pelepasan 90 ton bawang merah ke Vietnam dari Kabupaten Enrekang, Sulsel, akhir pekan lalu.
Pelepasan puluhan ton bawang merah dilakukan langsung oleh Menteri Amran didampingi oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono Kamino.
“Ini menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bukan lagi pengimpor bawang (merah), tapi sudah sebaliknya menjadi pengekspor,” kata Menteri Amran, usai melepas ekspor bawang merah dari Lapangan Andi Liu Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Sulsel, dalam siaran persnya, Senin (16/10/2017). seperti dikutip dari laman wartaekonomi.
Menurut Menteri Amran, ekspor bawang merah telah dilakukan pemerintah Indonesia dengan pertimbangan stok untuk kebutuhan nasional sangat mencukupi. Oleh karena itu, pihaknya mendukung swasta melakukan ekspor menuju negara lain.
“Dalam tahun ini saja kita sudah ekspor bawang merah ke berbagai negara seperti Thailand sebanyak 5.600 ton. Lalu ke Malaysia, Filippina, Singapura, Timor Leste dan negara lainnya. Sekarang kita ekspor ke Negara Vietnam,” ucap Menteri Amran.
Untuk mempertahankan predikat sebagai negara pengekspor bawang merah, Mentan meminta semua stakeholder tidak membiarkan para petani berjalan sendiri. “Kami minta agar kita saling sinergi supaya negara kita kuat. Kita harus terus hadir di tengah-tengah petani dan segera menyelesaikan persoalan yang dihadapi,” tegas dia.
Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono Kamino, menambahkan untuk memastikan harga bawang merah asal Indonesia bisa bersaing di negara lain, pihaknya menaruh atensi pada peningkatan mutu dan kualitas. “Terutama masalah kualitas harus kita perbaiki dan tata dengan baik supaya negara tujuan ekspor terus minat terhadap bawang merah kita. Sebab kualitas juga akan mempengaruhi harga,” kata Spudnik.
Spudnik mengimbuhkan Enrekang yang merupakan salah satu sentra produksi terbesar bawang merah dan menjadi penyuplai di Indonesia bagian Timur akan terus digenjot kinerjanya.
Hasil produksi petani akan dioptimalkan untuk diserap, termasuk untuk kebutuhan ekspor. “Kali ini kita angkat karena kita ada ekspor ke Vietnam sebanyak 15 kontainer. Juga kita akan dorong industri masuk ke Enrekang untuk menarik hasil produksinya,” pungkasnya. (Berbagai sumber)