JAKARTA (Independensi.com) – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Jakarta Pusat menyatakan kekecewaan kepada pemerintah pusat terkait penanganan Corona di Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam pernyataan sikap yang dibacakan Ketua Presidium PMKRI Cabang Jakarta Pusat, Darius Prawiro Deusritus di Margasiswa I PMKRI, Menteng-Jakarta Pusat pada Jumat (28/3).
Menghadapi Pandemi Corona di Indonesia, PMKRI menilai Indonesia kapal tua yang terombang-ambing tanpa arah. Negeri ini seperti kebingungan menghadapi wabah virus mematikan ini.
“Indonesia hari ini seperti kapal yang berlayar tanpa nahkoda. Kita kehilangan pemimpin di saat bangsa ini benar-benar membutuhkan komando yang jelas untuk menghadapi situasi ini,” ujar Darius
PMKRI Jakarta Pusat menyesalkan lambannya pemerintah Pusat merespon Corona, sehingga kasus ini gagal diantisipasi sejak awal.
“Kita dipertontonkan drama yang tidak lucu. Optimisme pemerintah pusat yang berlebihan sampai mengacuhkan sains di awal kasus ini merebak, disusul kebijakan-kebijakan keliru yang dibuat, berbuah apa yang kita saksikan hari ini. Kepanikan, disinformasi, terjadi di masyarakat”. timpalnya.
Lebih jauh, PMKRI Jakarta Pusat menyesalkan minimnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi wabah Corona ini. Hal ini terlihat dari keputusan beberapa daerah yang menutup akses keluar masuk wilayahnya tanpa koordinasi dengan pemerintah pusat.
“Kita melihat Papua menutup akses keluar masuk wilayahnya, Mendagri melarang. Lalu Tegal memutuskan Lockdown, Gubernur Jawa Tengah marah. Kita kemudian bertanya, jika masing-masing daerah membuat keputusan sendiri tanpa koordinasi pemerintah pusat, dimana wibawa Pemerintah Pusat?” Tanya Mahasiswa Universitas MPU Tantular ini.
Dalam kesempatan yang sama, Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Cabang Jakarta Pusat Evensius Dahe Djawang mengusulkan agar pemerintah pusat segera memberlakukan Lockdown Parsial.
“PMKRI Cabang Jakarta Pusat setelah melalui kajian mendalam, memutuskan mendorong pemerintah segera memberlakukan Lockdown Parsial khusus di wilayah-wilayah yang belum terjangkit virus Corona”, ujarnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab dipanggil Epeng ini mejelaskan bahwa Lockdown di Zona Hijau perlu dilakukan agar mengunci peredaran virus di satu sisi dan sisi lain adalah agar energi difokuskan untuk menangani sebaran virus di wilayah yang telah terdampak.
“Ini perlu, sehingga kita bisa membatasi penyebaran virus, jadi energi yang ada difokuskan ke daerah terdampak”. Tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, PMKRI Cabang Jakarta Pusat juga mendorong pemerintah memastikan sembako, peralatan kesehatan, dll aman dan mudah diakses masyarakat.
“Situasi ini sangat tidak menguntungkan bagi sebagian besar masyarakat di republik ini. Kita diminta diam di rumah, tapi tidak ada jaminan bagaimana cara kita mendapatkan beras untuk makan dan kebutuhan-kebutuhan pokok lain. Karena itu, kebijakan Lockdown nanti harus disusul dengan usaha besar memastikan pasokan kebutuhan dasar bagi masyarakat mudah diakses”. Tutup mahasiswa Universitas Bung Karno ini.
Seperti diketahui, saat berita ini ditulis, pasien positif Corona di RI telah berjumlah 1.155 orang, sementara korban meninggal berjumlah 102 orang.
Brow..Darius..loh sendiri sudah melakukan apa terhadap situasi bangsa ini? Mental mentil..nyocot….bikin malu ajah…mendingan lambemu minggkem..
Setuju..bang..kalau mau cari panggung..bukan ini saatnya…PMKRI sendiri sudah buat apa tetkait Pendemi virus corona 19 di indonesia. Ngacabrow…
Mbok gak usah sok tahu sok pinter gitu ngger. Ilmu belum nyampai. Gak usah ngadrun. Kamu bandingin pak Jokowi sama kamu? ABG kemarin. Apa kontribusimu? PMKRI bukan kendaraan pribadimubutk cari panggung. Knock it off. Back to khitah.