GRESIK (Independensi.com) – Kualitas beras yang diberikan kepada warga kecamatan Cerme, kabupaten Gresik, lewat program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dikeluhkan salah satu
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) warga Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, yang masuk dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tidak berani melapor ke pihak terkait, meski kualitas beras yang diterima tidak layak konsumsi.
Para KPM hanya biasa mengeluhkan beras BPNT berkutu dan berbau apek itu, tetap mereka terima meski memendam rasa kecewa. Karena, takut jika komplain akan dicoret dari daftar KPM.
“”Saya tidak berani protes mas, takut tidak dikasih lagi. Sudah ini saja cukup gak apa-apa,” ucap J (59) salah seorang warga Cerme kepada awak media, Selasa (28/7).
Bahkan, J perempuan para baya ini menunjukkan paket BPNT yang diterimanya dari kantor Balai Desa diitempat tinggalnya.
“Bantuan yang saya terima berisi beras dalam karung 15 kg merk Rojo Lele, telur 10 butir atau sebanyak 1/2 kilogram, 1/4 kg kentang atau berisi 6 biji, kacang hijau 1/4 kg, sayur manisa 2 buah dan jeruk 1 kg,” ujarnya.
Sementara, Camat Cerme Suyono saat dikonfrontir terkait persoalan tersebut mengatakan ada 7 desa yang membagikan BPNT.
“Desa-desa di Kecamatan Cerme yang telah menerima penyaluran BPNT yaitu, Desa Banjarsari, Tambakberas, Ngabetan, Cerme Lor, Ngembung, Dungus dan Desa Sukoanyar,” tandasnya.
Untuk diketahui, seperti yang diberitakan Kantor Berita RMOLJatim bahwa persoalan BPNT yang diduga syarat penyimpingan itu. Kini kasusnya tengah diselidiki oleh kepolisian Polres Gresik, dengan memeriksa sejumlah pihak yang terkait. (Mor)