JAKARTA (Independensi.com) – Eks pebasket nasional, Tri Adnyana Adi Loka Tanaya kini tengah berjuang melawan sakit diabetes yang merudungnya beberapa tahun terakhir. Sakit ini pula bertepatan dengan pandemi Covid-19 membuat semuanya menjadi semakin berat untuk Tri, panggilan akrabnya. Mantan pebasket Aspac Jakarta ini kehilangan pemasukan dari sekolah basket yang ia dirikan di Bali, menyusul segala macam kegiatan olahraga terhenti oleh Covid-19.
Alhasil, dengan sisa tabungan yang ada serta bantuan dari kerabat, Tri masih bisa bertahan dan menjalani perawatan penyakitnya di rumah sakit. Bahkan beberapa waktu lalu, Tri sempat menjalani operasi mengatasi luka di telapak kaki. “Perkembangan luka cukup baik untuk pola makan sudah mulai diatur agar gula darah tidak di bawah 90 dan di atas 200. Sekarang sedang penyesuaian dengan insulin yang saya gunakan,” ungkap Tri.
Tri merupakan jebolan sekolah atlet Ragunan. Ia membela timnas basket Indonesia sejak 1998. Tri selalu terpilih dalam skuat timnas basket Indonesia yang berlaga di SEA Games sejak 1991 sampai 1999. Menjalani karier profesionalnya di basket sejak 1989 sampai 2003 bersama Aspac Jakarta, Tri akhirnya pensiun setelah membela Mitra Kalila pada 2004.
Usai gantung sepatu, Tri menjadi asisten pelatih di berbagai klub. Ia kemudian pernah menangani tim Jabar putra U-19, tim putri Sahabat Semarang, serta NSH GMC. Tri juga pernah menjadi asisten pelatih timnas basket putri.
Galang Dana
Kabar tersebut membuat para wartawan yang tergabung dalam Jusraga (Jurnalis Peduli dan Suka Olahraga) tergerak membantu. Sebagai bentuk kepedulian nyata, Jusraga membuat kegiatan penggalangan dana lewat donasi langsung dan lelang barang. Kegiatan ini sudah dimulai pada Selasa (4/8/2020), untuk membantu pengobatan Tri.
“Kami mengetahui coach Tri sakit akhir bulan lalu. Beliau masih membutuhkan dukungan moril maupun materil selama perawatan sampai benar-benar sembuh. Kita tahu, luka bagi penderita diabetes bisa berdampak lebih buruk dibandingkan orang non-diabetes. Apalagi, profesinya sebagai pelatih menuntut fisik yang baik,” kata Ketua Jusraga Erly Bahtiar, Kamis (6/8/2020).
Ide penggalangan dana, lewat lelang dan donasi langsung, muncul. Pihak Jusraga kemudian mengontak Tri untuk mendapatkan izin memulai kegiatan ini. “Saat menyampaikan keinginan membantu Tri terharu dan mengizinkan. Dari sinilah muncul gerakan donasi untuk Tri,” kata Erly, mantan fotografer Tabloid Bola.
Jusraga melelang barang-barang berharga dan penuh kenangan dari para anggotanya yang dibuka untuk umum. Peminat dapat mengakses Instagram @jurnalispedulidansukaolahraga atau Facebook Jusraga untuk mengikuti lelang barang membantu Tri.
Ada jersey asli MU bertanda tangan sejumlah pemain yang memperkuat Setan Merah pada 2009. Kemudian topi dan kaus kaki MU asli yang masih baru.
Barang lain adalah foto dokumentasi SLANK lengkap dengan tanda tangan personelnya pada 2007. Kemudian ada boneka maskot Piala Dunia 2014 dan SEA Games 2019. Item terakhir yang dilelang adalah jersey CLS musim 2013/2014 milik Dimaz Muharri, yang kini membela tim Louvre Surabaya di IBL.
Tri pun menyampaikan terima kasih kepada Jusraga atas perhatian dan dukungan yang diberikan untuk kesembuhannya. Ia mengaku terharu dan berharap seluruh insan olahraga Indonesia dijauhkan dari penyakit dan selalu dalam kondisi sehat.
“Di olahraga diajarkan seorang olahragawan sejati tak akan pernah menyerah sampai titik keringat penghabisan. Dukungan teman-teman membuat saya makin bersemangat berjuang habis-habisan untuk sembuh,” kata Tri.