GARDEZ, AFGHANISTAN (IndependensI.com) – Puluhan orang tewas atau terluka ketika lima pelaku bom bunuh diri menyerang markas besar polisi di Afghanistan timur pada Minggu, kata beberapa pejabat setempat.
Serangan tersebut, yang diakui pertanggung jawabannya oleh Taliban, dimulai sekitar pukul 6.30 waktu setempat (0900 WIB), ketika seorang pelaku bom meledakkan sebuah mobil dengan bahan peledak di pintu gerbang markas besar polisi di kota Gardez, ibukota provinsi Paktia, kata Najib Danish, juru bicara untuk Kementerian Dalam Negeri, Minggu (18/6/2017).
Dilaporkan, empat penyerang lainnya menyerbu gerbang setelah ledakan, dengan setidaknya dua pelaku segera dibunuh oleh polisi. Pelaku lainnya mencoba melakukan perlawanan terhadap pasukan khusus Afghanistan yang telah sigap menanggapi serangan tersebut, katanya.
Danish menyatakan dua polisi tewas dan lima lainnya cedera.
Namun, dokter di rumah sakit kota tersebut mengatakan bahwa mereka telah menerima setidaknya lima jenazah polisi, serta setidaknya 30 orang yang terluka, termasuk 20 warga sipil.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan juru bicara Zabihullah Mujahid melaporkan lebih dari 100 polisi tewas dan terluka. Kelompok Taliban sering membesar-besarkan jumlah korban dalam serangan mereka yang menyasar pemerintah dan pasukan keamanan.
Kelompok pemberontak seperti Taliban dan kelompok IS, telah melancarkan serangkaian serangan di Afghanistan dalam beberapa pekan belakangan.
Kelompok IS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan pada sebuah masjid di Kabul pada Kamis lalu.
Sebuah bom truk besar dan kemudian diikuti peristiwa serangan bunuh diri, telah menewaskan dan melukai ratusan orang pada akhir Mei dan awal Juni lalu, meningkatkan ketegangan politik bagi pemerintah Afghanistan yang tengah berjuang untuk memerangi tingginya angka kekerasan dan korupsi di negara itu.
Ribuan tentara internasional tetap tinggal di negara ini untuk melatih dan membantu pasukan keamanan Afghanistan serta melaksanakan misi anti teror mereka.
Pihak Pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa dalam beberapa minggu mendatang mereka akan memberikan keputusan terkait pengiriman antara 3.000 sampai 5.000 tentara lagi atas permintaan komandan militer. (antara/reuters)