JAKARTA (IndependensI.com) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) gencar melakukan deradikalisasi. Sayangnya, aksi terorisme dan penyebaran paham radikal terus terjadi. Ledakan bom dan penyerangan terhadap aparat di berbagai kota di Indonesia adalah buktinya.
Dewan Pembina Universitas 17 Agustus 1945, Rudyono Darsono, berpendapat deradikalisasi memang tidak mudah dilakukan. “Belum ada satu negara pun yang sukses menjalankan deradikalisasi,” kata Rudyono di ruang kerjanya, Kamis (13/7/2017).
“Jika program deradikalisasi sukses, tidak ada lagi yang namanya sleeping cell yang dapat sewaktu-waktu bangkit melakukan serangan,” ujarnya.
Rudyono mengatakan kunci utama pemberantasan terorisme dan pencegahan paham radikalisme adalah penegakan hukum. Menurutnya, penegakan hukum yang diterapkan dengan konsisten di berbagai lini akan mendorong terciptanya keadilan.
“Orang-orang yang terpengaruh paham radikal biasanya menyimpan rasa tidak puas terhadap pemerintah. Mereka merasakan ketidakadilan dan kemiskinan. Keadaan ini dimanfaatkan organisasi radikal. Mereka menjadikan pemerintah sebagai musuh bersama,” kata Rudy.
“Jika pemerintah bisa menegakkan hukum serta benar-benar menjadikan hukum sebagai penglima, dan semua orang sama di muka hukum, saya yakin keadilan akan tercipta. Selanjutnya, kesejahteraan pasti akan menyusul,” ujarnya.
Di tengah maraknya ancaman terhadap keutuhan bangsa Indonesia, Rudy optimistis masih ada harapan.
“Sebagai pendidik, tentu saja saya selalu optimistis. Dengan kepemimpinan Bapak Jokowi (Presiden RI Joko Widodo), saya yakin masih ada harapan untuk Indonesia. Prosesnya mungkin lambat, tapi harapan itu tetap ada,” kata Rudy.
Amin bapak Rudyono Darsono. Selalu ada harapan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI selalu akan menjadi harapan kita yang sedang terwujud dari waktu ke waktu di dalam Negeri tercinta kita Indonesia. Amin!