Mencerdaskan Kehidupan Bangsa di Bidang Teknologi

Loading

Oleh : Kukuh Santoso

JAKARTA (IndependensI.com) – Arus kemajuan teknologi dan informasi tidak dapat lagi dibendung. Suka tidak suka, mau tidak mau setiap generasi bangsa semakin merasakan dampaknya. Handphone, komputer, tablet, barang barang elektronik sudah mainan sehari-hari bagi hampir semua lapisan masyarakat, tidak lagi menjadi barang mewah seperti di tahun 90an.

Bukan isapan jempol, jika saat ini ada warga kita yang mengurangi menu makanan asal tetap bisa ber-gadget ria setiap hari.  Masyarakat semakin kecanduan dan keranjingan dengan teknologi. Rasanya hampir semua orang tidak bisa hidup nyaman tanpa bersentuhan dengan teknologi. Semua orang kini memanfaatkan teknologi.

Pertanyaannya? Di mana posisi kita sebagai anak bangsa di tengah kecanggihan serta gemerlapnya bisnis yang memanfaatkan kecanggihan teknologi maju tersebut? Dari beberapa perangkat teknologi tersebut, seberapa besar di produksi di dalam negeri? Siapakah yang peduli dengan maraknya barang impor yang membanjiri pasar dalam negeri?

Hampir semua teknologi yang kita gunakan itu merupakan produk impor. Bangsa kita dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta  telah menjadi “pasar raksasa” bagi produk-produk luar negeri. Bangsa kita telah benar-benar menjadi pasar besar bagi produk-produk asing. Kita hanya sebagai penonton serta penikmat teknologi. Situasi dan kondisi itu tentu menjadi keprihatinan kita sebagai anak bangsa.

Kenapa kita bukan  menjadi pencipta teknologi? Kenapa kita tidak membuat sendiri produk barang yang dibutuhkan bangsa kita sendiri? Dari sisi sumber daya manusia kita sanggup, karena di negeri ini tidak kurang tenaga-tenaga ahki diberbagai bidang. Pertanyaan itulah yang menggugah mahasiswa dan dosen Program Studi (Prodi) Fakultas Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta dengan mengambil sikap ikut aktif berperan serta membangun generasi bangsa di bidang teknologi sejak dini.

Berangkat dari ide tersebut dilakukanlah sebuah “action” yang dikemas dalam pengabdian masyarakat ke sekolah menengah yakni SMK Perguruan Cikini. Kenapa ke SMK Perguruan Cikini? Karena sekolah ini memang bergelut dengan teknologi. Kebetulan lokasinya juga tidak jauh karena berada di wilayah Jakarta Utara.

Berangkat dengan semangat berapi-api, dalam pengabdian ini, dosen dosen prodi teknik elektro mengambil 3 bidang yaitu Telekomunikasi, IT serta Pencahayaan. Dalam bidang telekomunikasi para siswa SMK di perkenalkan cara merancang antena mikrostrip. Intinya belajar teori dan praktek.

Antena mikrostrip ini merupakan antena yang mempunyai banyak fungsi, saat ini perangkat telekomunikasi ataupun perangkat elektronik banyak menggunakan antenna mikrostrip ini sebagai pemancar ataupun penerima sinyal gelombang.

Dalam bidang IT, para siswa SMK diajarkan sebuah metode dalam me-routing jaringan komputer. Sehingga para siswa dapat merangkai perangkat keras berupa komputer PC atau laptop sehingga dapat mengirim data berupa gambar, email ataupun file lainnya dari satu komputer ke komputer lain melalui kabel data ataupun secara wireless.

Dalam bidang pencahayaan, para siswa SMK diberikan sebuah materi tentang bagaimana penanganan dalam memperbaiki lampu Florescene yang telah rusak. Materi yang diberikan juga memperkenalkan siswa teknik pencahayaan sehingga dapat menginspirasi untuk mengetahui bagaimana sebuah lampu dapat di rekayasa.

Pengabdian ini merupakan salah satu langkah nyata Prodi Teknik Elektro dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang teknologi dalam memperkenalkan teknologi kepada masyarakat sejak dini.

Prodi Teknik Elektro UTA’45 akan terus berkomitmen dalam memberikan pendampingan secara nyata kepada masyarakat untuk ikut serta membentuk generasi Pancasila yang cerdas serta ahli dalam teknologi demi kemajuan bangsa dan negara. Semoga. (Kukuh Santoso, Pengajar di Fakultas Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 (UTA’45) Jakarta)

One comment

Comments are closed.