PALU (Independensi.com) – Akademisi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Faisal Attamimi mengemukakan Pancasila menjadi magnet yang sangat fundamental untuk perekat yang mempersatukan bangsa.
“Pancasila merupakan titik temu bagi keragaman dan kemajemukan Indonesia. Itulah yang menjadi magnet perekat kebangsaan,” kata Faisal Attamimi di Palu, Selasa (25/7/2017), menjawab pertanyaan Antara mengenai Peraturan Pemerintah Perppu Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Faisal menyebut bahwa setiap warga negara Indonesia harus yakin bahwa Pancasila merupakan Kalimatun Sawa, yaitu sebagai titik temu.
“Point penting bagi setiap warga negara Indonesia dalam kaitannya dengan Pancasila, pertama harus yakin bahwa Pancasila adalah “Kalimatun Sawa”, artinya, Pancasila merupakan titik temu bagi keragaman dan kemajemukan Indonesia,” katanya.
Dosen Pemikiran Islam Ushuluddin IAIN Palu ini mengatakan bahwa Pancasila juga merupakan nilai universal yang menyatu dengan kesadaran hidup setiap warga negara.
Karena itu, kata dia, Pancasila menjadi dekat, bahkan menjadi bagian hidup setiap individu dan kelompok dalam bernegara. “Apa yang saya maksud pada poin pertama dan kedua tadi, sebenarnya para pendiri bangsa ini bukan membuat Pancasila. Melainkan mereka hanya menggali nilai yang ada, baik nilai-nilai agama maupun nilai-nilai budaya,” katanya.
Sehingga, lahirnya Pancasila bukan lahirnya nilai substansinya, tapi lahirnya rumusan sistematik yang kemudian diberi nama Pancasila. Dengan demikian substansi Pancasila tidak mungkin terpisahkan dari kehidupan warga negara Indonesia.
“Menurut saya Pancasila harus dipahami seperti ini bagi warga negara. Bila tidak demikian, maka kita akan merasa bahwa Pancasila suatu yang dari luar kemudian dipaksakan untuk kita pahami dan amalkan. Padahal justru nilai telah ada dalam diri kita dan sudah menjadi kebutuhan kita,” tambahnya.