JAKARTA (IndependensI.com) – Bank Commonwealth Australia (CBA) mengaku melanggar undang-undang pencucian uang dan pembiayaan terorisme. Pelanggaran tersebut dapat berakibat denda dalam jumlah besar.
Bank dengan kapitalisasi terbesar di Australia itu pekan lalu diajukan ke pengadilan oleh dinas intelijen keuangan AUSTRAC dengan tuduhan “pelanggaran serius dan sistemik”.
Commonwealth dituduh melanggar undang-undang sebanyak 53.700 kali, terutama dalam kaitan dengan mesin setor tunai.
CEO Commonwealth, Ian Narev, mengakui “terjadinya kekeliruan” dan mengatakan fokus menangani masalah ini. Narev sendiri tengah menghadapi desakan mundur.
“Kami menanganinya dengan amat serius, hingga ke tingkat dewan dan saya sebagai CEO sudah menghabiskan banyak waktu saat ini,” kata Narev di Australian Broadcasting Corporation (ABC), seperti dikutip AFP, Senin (7/8/2017).
Lembaga keuangan itu akan mengumumkan neraca tahunannya pada Rabu (9/8/2017).
“Kami punya pekerjaan yang amat besar dan penting dan jika kami tidak berbuat cukup bagus, kami harus angkat tangan,” kata Narev.
Commonwealth dituduh gagal memberikan 53.506 laporan tepat waktu kepada AUSTRAC untuk transaksi tunai sebesar Aus$10.000 atau lebih di mesin setoran tunainya antara November 2012 dan September 2015. Nilai total transaksi yang tidak dilaporkan itu mencapai Aus$624,7 juta.
Bank itu juga terlambat melaporkan transaksi yang mencurigakan yang nilai totalnya mencapai Aus$77 juga dan tidak mengawasi nasabah atau mengelola risiko setelah mengetahui aliran dana yang diduga pencucian uang.
Masing-masing pelanggaran diancam denda Aus$18 juta. Jika diakulumasi, denda yang harus dibayarkan mencapai miliaran dolar.
Narev mengatakan kesalahan pengkodean (coding) kemungkinan menjadi penyebab masalah ini.
“Saat orang prinsip-prinsip legal yang terkait diperhitungkan, jumlahnya bisa begitu besar,” katanya tentang ancaman denda yang dihadapi.
“Saya paham bahwa angka 53.000 terdengar besar. Tapi satu hal yang perlu diingat adalah luasnya dampak dari galat perangkat lunak pada 2012 yang kami ketahui pada 2015, diperbaiki dalam waktu “Ssatu bulan dan sudah berfungsi dengan benar,” kata Narev.
“Sementara ini, CBA tetap berkomitmen untuk mematuhi undang-undang pencucian uang dan terorisme. Kami juga ingin AUSTRAC berdiri sejajar dengan kami dalam upaya ini,” ujarnya.