Ilustrasi. (Dok/Ist)

Privy Uji Aplikasi di Negara Maju

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Perusahaan startup tandatangan digital mengawali tahun 2023 ini dengan berekspansi ke Australia. Sebagai institusi yang memiliki visi sebagai perusahaan global di bidang digital trust, Privy hendak menerapkan solusi identitas terverifikasi dan tanda tangan digital di negara maju.

“Australia menjadi pasar yang penting bagi Privy, karena kami ingin membuktikan aplikasi Privy diterima di negara maju. Hal ini sesuai dengan tujuan kami sebagai perusahaan global tentunya,” ungkap CEO & Founder Privy, Marshall Pribadi melalui keterangan tertulisnya, Senin (30/1/2023).

Marshall mengatakan, Australia adalah salah satu negara tetangga terdekat yang merupakan pasar yang potensial untuk bisnis digital trust. Dia menambahkan, pihaknya menyambut baik kerjasama dengan Katalis mengingat mereka memiliki studi pasar Australia yang sangat penting untuk menjadi pertimbangan bisnis Privy.

Marshall Pribadi (Dok/Privy)

“Katalis diharapkan memperkenalkan kepada pelanggan potensial utama atau badan pemerintah terkait perizinan maupun sertifikasi,” katanya. Pada tahun pertama, Privy akan fokus menyediakan produk tanda tangan digital dan manajemen dokumen bagi korporasi yang bergerak di bidang IT, properti dan energi.

Melalui dukungan kepada perusahaan teknologi Indonesia untuk berinvestasi di Australia, Katalis mewujudkan integrasi pasar yang lebih baik antara kedua negara demi kemitraan ekonomi baru yang inklusif, sebagaimana diamanatkan oleh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia.

Ekspansi Privy ke pasar Australia membawa keuntungan bersama bagi Australia dan Indonesia. Di pihak Australia, pengenalan layanan identitas dan tanda tangan digital akan meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi online dan sistem manajemen dokumen. “Ekspansi Privy juga pertanda baik tidak hanya bagi perkembangan perusahaan, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan tentang adanya peluang kemitraan, perlindungan, dan akses pasar sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia,” ungkap Direktur Katalis Paul Bartlett.

Berbasis di Jakarta dan didukung oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia, Katalis juga dikenal sebagai Program Kerjasama Ekonomi Indonesia-Australia CEPA dan dimandatkan untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara kedua negara.