JAKARTA (IndependensI.com) – Kenapa penderita kanker serviks terus meningkat di Indonesia? Apa yang menjadi menyebab sehingga korbannya begitu banyak dan bagaimana solusinya untuk mencegah agar terhindar dari kanker yang menakutkan bagi kaum perempuan tersebut? Ini merupakan tantangan tersendiri bagi tim medis di Indonesia.
Berdasarkan data, jumlah perempuan penderita kanker serviks di Indonesia sekitar 21 ribu kasus per tahun. Dengan angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan urutan kedua tertinggi di dunia.
“Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mampu dicegah dengan melakukan antisipasi sejak dini, caranya yakni dengan melakukan pemeriksaan awal. Sakit atau tidak harus melakukan pemeriksaan rutin, sehingga kalau ada gejala sudah bisa diketahui sejak sini,” kata Dr dr Laila Nuranna SpOG dalam kegiatan pemeriksaan gratis kanker serviks ‘Bulan Kesehatan Semen Merah Putih’ di Jakarta, Minggu (27/8/2017).
Tercatat lebih dari 92 ribu kasus kematian akibat kanker terjadi pada perempuan di Indonesia pada 2014. Sebanyak 10,3 persen merupakan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks. Skrining merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi ada tidaknya penyakit tersebut.
“Sebagian besar penderita kanker serviks baru menyadari saat kondisinya sudah parah. Maka pengobatan BPJS untuk penyakit ini mencapai Rp3,6 triliun pada periode 1 Januari 2014- Juni 2014. Hal itu berarti setiap tahun biaya untuk penanganan kanker serviks mencapai Rp7,2 triliun,”tuturnya.
Menurut dr Laila Nuranna, yang memprihatinkan adalah tidak semua penderita dapat diselamatkan karena yang sudah stadium berat, hingga akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan pengobatan. Disisi lain, penderita kanker serviks juga produktivitasnya berkurang. Nah deteksi dini ini melalui IVA test, tentunya akan menyelamatkan uang negara triliunan rupiah.
“Karena itu upaya preventif ini sangat diperlukan, apalagi perempuan melahirkan generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Tanpa Gejala
Penyakit mengerikan satu ini disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Human Papilloma Virus (HPV). Sekitar 99 persen penderita kanker serviks disebabkan oleh serangan virus tersebut. Biasanya virus ini ada pada organ vital pria, namun anehnya virus tersbeut tidak menyerang mereka, justru menyerang lawan mainnya. HPV sendiri memiliki ukuran yang sangat kecil.
Meski berukuran sangat kecil, virus tersebut sangat berbahaya dan diketahui mampu bertahan walau sudah dilumpuhkan oleh sistem kekebalan tubuh. Virus yang bertahan tersebutlah yang kemudian hinggap dan menyebabkan kanker leher rahim.
Infeksi HPV yang menyebabkan kanker tersebut bisa terjadi karena adanya kontak kelamin melalui hubungan seksual. HPV sendiri juga sangat rentan menyerang wanita yang melakukan seks di usia terlalu dini atau suka berganti ganti pasangan.
Dan yang mengerikan dari penyakit ini yaitu, tidak adanya gejala yang jelas bagi penderita stadium awal. Artinya penderita tidak merasakan sesuatu yang terganggu. Penyakit bagi ketahuan setelah berkembangnya sel kanker. Kalau virus kanker sudah berkembang, maka gejala pun mulai bisa dirasakan, seperti sulit buang air kecil, keputihan bercampur darah, kerap merasakan nyeri panggul dan adanya perdarahan di organ vital perempuan.
Karena itu tidak ada pilihan, kalau ingin mencegah kanker serviks maka setiap wanita yang telah berumah tangga wajib melakukan pemeriksaan rutin. Kalau di dunia penderita kanker serviks di Indonesia di urutan kedua, maka di Indonesia, kanker serviks menjadi pembunuh nomor satu. (kbn/dari berbagai sumber)