JAKARTA (IndependensI.com) – Kelompok Saracen itu sangat berbahaya karena kerjanya cuma merusak persatuan bangsa. Apa yang dilakukan oleh kelompok Saracen sudah masuk wilayah memecah belah kesatuan bangsa. Demikian ditegaskan Menko Polhukam Wiranto sebelum menghadap Presiden di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/8/2017)
Menurut Wiranto, pemerintah Presiden Jokowi sedang menggalakkan budaya kerja untuk membangun negeri ini dan kita dengan segala kemampuan mencoba menyatukan potensi negeri ini, membangun negeri bersama-sama. “Di sisi lain, tiba-tiba ada kelompok yang kerjanya hanya melakukan upaya-upaya mengadu sana, mengadu sini, membuat berita-berita yang meresahkan, yang menganggu bangsa untuk bersatu,” kata Wiranto.
Menko Polhukam mengatakan dari awal komitmen pemerintah sudah memberikan kebebasan dalam alam demokrasi, tetapi ada batasnya. “Kebebasan yang konstruktif ya, bukan yang distruktif, kebebasan yang merugikan orang banyak,” ucap Wiranto.
Untuk itu, tegasnya, kelompok Saracen ini tidak bisa dibiarkan sehingga pihak kepolisian terus mengali, menjajaki, meneliti dan melakukan penyelidikan secara seksama melihat secara utuh bagaimana kontruksi dari saracen itu. “Apakan hanya motif mencari uang, apakah motif hobi saja atau ada tendensi politik,” ujarnya.
Wiranto kembali menegaskan bahwa politik diberi kebebasan melakukan kampanye tetapi yang konstruktif, bukan distruktif, yakni menjatuhkan calon lain. “Pemerintah saat ini ingin membangun suasana yang stabil,” katanya.
Dalam pemberitaan sebelumnya penyidik Badan Reserse Kriminal Polri mendalami kebenaran keterangan para tersangka pengelola grup penyebar konten ujaran kebencian di jejaring sosial Facebook, Saracen, mengenai orang-orang dalam struktur organisasi Saracen. “Akan didalami kebenaran keterangan tersangka sejauh mana,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/8/2017).
Selain itu penyidik juga mencari fakta hukum untuk memastikan kebenaran informasi mengenai nama-nama pengurus Saracen yang beredar luas di internet. Polisi menangkap tiga tersangka pengelola grup Saracen yang berinisial MFT, SRN dan JAS.
Tak lama setelah penangkapan ketiga orang itu, beredar informasi mengenai struktur organisasi Saracen dan pengurusnya. Dalam struktur organisasi yang beredar di internet, nama Mayjend (Purn) Ampi Tanudjiwa dan Dr Eggi Sudjana SH dicantumkan dalam daftar nama Dewan Penasihat.
Ada juga nama Dr M Effendi Harahap, Rijal, Wahyu Diana, dan Riswan dalam Dewan Pakar, lalu Jasriadi sebagai ketua, wakil Agus Setyawan serta sekretaris Firmansyah Sofie, Fatimah Azzahra, Hendra, dan Isharudin. Selain itu, ada nama Rina Indriani dan Mirda (Retno) yang ditulis sebagai bendahara dan Ferry Juan SH dan Elvie Sahdalena SH MH sebagai ahli hukum.