KULON PROGO (IndependensI.com) – Ratusan anak-anak menolak diberi imunisasi Measles Rubella (MR) karena faktor keyakinan alias agama. Kabarnya, mereka menolak pemberian Imunisasi Rubella dengan alasan haram. Namun ada juga karena takut efek samping yang buruk, sehingga mereka bersikukuh menolak imunisasi untuk kesehatan tersebut.
Berdasarkan data, setidaknya sebanyak 123 anak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Kamis (14/9/2017) tidak mau diberi imunisasi “Measles Rubella” . Alasan penolakan karena terkait dengan keyakinan agama.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Bambang Haryatno di Kulon Progo, Jumat (15/7/2017) mengakui, petugas mengalami kesulitan memberikan penjelasan terkait pentingnya imunisasi Measles Rubella itu.
“Kami sudah melakukan pendekatan melalui perintah kecamatan dan desa, namun mereka tetap bersikekeh pada keyakinan mereka, dan menolak untuk diimunisasi ‘measles rubellla’,” kata Bambang.
Ia mengatakan petugas kesehatan telah memberikan imunisasi MR di sekolah-sekolah. Hingga kini, dari total 65.250 pelajar, sebanyak 63.415 anak atau sekitar 97,3 persen telah diimunisasi.
Selanjutnya, jumlah balita ada 22.000, baru 3.900 orang yang sudah mendapat imunisasi. Saat ini, petugas kesehatan masih menyasar posyandu-posyandu yang ada di setiap dusun. Petugas juga masih menyisir anak sekolah yang belum mendapat imunisasi, supaya di bawa ke posyandu atau puskesmas terdekat.
“Data ini sifatnya data berjalan. Setiap harinya bisa berubah, sehingga tidak bisa menjadi patokan. Kami optimistis, semua anak di Kulon Progo akan mendapat imunisasi MR,” katanya.
Bambang mengimbau kepada masyarakat yang memiliki anak usia 9 bulan sampai 15 tahun untuk memberikan imunisasi MR. Imunisasi ini untuk memutus mata rantai penularan Measles dan Rubella. Sehingga, Dinkes mentargetkan 90 persen anak dilakukan imunisasi MR.
“Kalau tidak mencapai 90 persen, tidak bisa memutus mata rantai itu, maka kami mengimbau masyarakat untuk memberikan anak imunisasi MR,” imbaunya.