PEKANBARU (IndependensI.com) – Pecahnya bentrok antara dua fakultas di Universitas Negeri Riau (UNRI) Kamis (5/10), di awali miss komunikasi akibat konvoi mahasiswa Fakultas Tekhnik yang masuk ke pekarangan FISIP. Hal itu diakui Rektor Universitas Riau Prof DR Ir Aras Mulyadi menjawab pertanyaan sejumlah wartawan termasuk IndependensI.Com, Jumat (6/10) sore di gedung Rektorat UNRI, Pekanbaru.
Bentrokan itu disebabkan miss komunikasi saja. Namun dalam kejadian ini, beredar berita yang tidak sesuai fakta dilapangan menyatakan, berbagai fasilitas Universitas Riau rusak karena dibakar. Berita yang menyiarkan gedung dekanat, gedung auditorium dan gedung lainnya rusak karena dibakar, sama sekali tidak benar.
Memang bangunan pos keamanan yang terletak di pintu masuk FISIP rusak, bagian kacanya pecah-pecah. Begitu juga dengan deretan papan bunga ucapan selamat terhadap wisuda, dibakar. “Hal itu perlu kami klarifikasi terkait kesimpang-siuran berita dan foto-foto yang beredar”, ujar Aras Mulyadi.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan lanjut Aras Mulyadi lagi, kegiatan perkuliahan di dua fakultas yang bertikai, diliburkan. Hingga situasi dan kondisi betul-betul kondusif, mulai hari ini (Jumat) sampai Jumat tanggal 13 Oktober 2017 mendatang atau lebih kurang 1minggu, perkuliahan di dua fakultas di liburkan.
Saat ini kita sedang melakukan analisa dan perumusan secara mendalam terkait permasalahan bentrok di dua fakultas ini, agar kejadian pertikaian dan bentrokan di lingkungan kampus tidak terjadi lagi di kemudian hari, kata Rektor.
Ditempat terpisah, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang biasa dipanggil Andi Rachman mengaku, kecewa atas kejadian tawuran antar mahasiswa sesama almamater Universitas Riau yaitu Fakultas Tekhnik dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Saya berharap Rektor UNRI dan jajarannya bisa memanggil pihak-pihak yang bertentangan untuk menyelesaikan secara internal. Selesaikan seperti antara orangtua kepada anak, yang penting hasilnya damai. Mahasiswa itu merupakan kaum terpelajar agar dapat berfikir jernih didalam menyelesaikan permasalahan. “Dalam kampus ada senat, selesaikan disana”, ujar Andi Rachman
Menurut pantauan IndependensI.Com, pasca terjadinya bentrokan antara mahasiswa FISIP dengan Fakultas Tekhnik Universitas Riau Kamis (5/10) sore, situasi pada hari Jumat (6/10) di gedung perkuliahan terlihat sepi dan lengang. Puing-puing papan bunga yang terbakar di pinggir jalan masuk dan gerbang menuju FISIP, terlihat masih berserakan.
Begitu juga di Pos Satpam yang dijadikan bulan-bulanan massa saat tawuran, masih terlihat puing-puing bekas kebakaran. Menurut informasi dari salah seorang Dosen FISIP yang enggan disebut namanya kepada IndependensI mengatakan, saat ini mahasiswa diliburkan. Kalau ada urusan ke kampus, untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, mahasiswa dilarang memakai baju almamater atau baju HMJ maupun BEM.
Sementara para pengusaha papan bunga yang hendak mengambil papan karangan bunga pasca dilaksanakan wisuda, kelihatan masih takut masuk ke area kampus. Dimana karangan bunga yang luput dari amukan massa, masih terlihat tersusun rapi. Karena saat kejadian, ada massa yang mengambil kayu papan bunga dijadikan sebagai senjata, bahkan tidak sedikit yang dibakar.
Salah seorang mahasiswa FISIP namun enggan disebut namanya kepada IndependensI menjelaskan kronologis terjadinya bentrokan. Awalnya, mahasiswa teknik masuk tanpa izin ke area FISIP membuat suara gaduh dengan membunyikan drum dan klakson saat ada acara wisuda.
“Demi menjaga marwah FISIP, kami mengusirnya”, katanya. Namun hal itu berakibat pertengkaran mulut. Karena mahasiswa FISIP kalah dalam jumlah massa, akhirnya kami lari. Akibat tawuran ini, salah seorang mahasiswa FSIP berinisial AR, mengalami luka pada bagian kepala dilempar besi salah seorang mahasiswa teknik, dan saat ini sedang dirawat secara intensif. (Maurit Simanungkalit)