TP Rachmat

Pidato Menggugah TP Rachmat di ITB

Loading

BANDUNG (independensi.com) – Pengusaha terkemuka di tanah air Theodore Permadi Rachmat yang akrab disapa Teddy Rachmat akhir pekan lalu berpidato di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), almamaternya sendiri dalam rangka memperkuat endowment fund di Kampus Ganesha.
Ia menggugah semua yang hadir diantaranya Ketua Majelis Wali Amanat ITB Betti Alisjahbana, Prof Dato Sri Tahir, rektor ITB Dr. Ir. Kadarsah Suryadi DEA hingga Pramono Anung, Dr Martha Tilaar, Eddy Sariatmadja dan Yani Panigoro untuk memikirkan makna kebebasan dan tanggung jawab kita sebagai manusia, kaitannya dengan sektor pendidikan yang membutuhkan dana yang sangat besar.
Berikut isi pidatonya:
Ada orang yang membeli sports car atau bahkan private jet dan mengeluarkan uang sampai belasan milyar
Ada orang yang punya puluhan rumah, villa, dan sebagainya
Ada orang yang habiskan biaya ratusan juta hanya untuk perayaan ulang tahun anaknya.
Di sisi lain,
Ada orang yang berjuang untuk sekedar makan tanpa gizi cukup.
Ada orang yang harus berjalan belasan Km untuk sekolah.
Bapak dan Ibu yang saya hormati,
Hidup memberikan kita begitu banyak pilihan. Sebagai manusia, kita diberi kebebasan untuk memilih. Tapi dalam kata bebas, terkandung tanggung jawab. Kebebasan tanpa tanggung jawab akan membuat manusia jadi liar, tanpa arah, dan kehilangan banyak kesempatan.
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengajak Bapak dan Ibu untuk memikirkan makna kebebasan dan tanggung jawab. Atas semua hasil kerja keras dalam hidupnya, manusia bebas menggunakannya. Pilihan untuk menggunakan hasil kerja keras begitu banyak. Pilihannya hampir tak terhingga.
Mengenai tanggung jawab, pengalaman mengajarkan saya untuk bertanggung jawab. Kepada keluarga, perusahaan, dan bahkan bangsa. Wujud tanggung jawab saya kepada bangsa, adalah melakukan berbagai hal, semampu saya untuk turut serta membangun pola pikir dan values bagi generasi penerus. Sehingga cita-cita luhur bangsa Indonesia menjadi bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera itu menjadi kenyataan.
Dari sejarah bangsa-bangsa, dapat kita amati bahwa pendidikan pegang peranan penting agar bangsa dapat tumbuh dan berkembang. Pendidikan seharusnya jadi hak setiap orang. Pendidikan yang berimbang, tidak hanya pendidikan ilmu pengetahuan, namun juga pendidikan karakter. Begitu banyak bukti, bahwa bangsa ini kadang habis energi untuk menyikapi masalah-masalah yang muncul karena kurangnya wawasan dan karakter.
Tuhan memberikan begitu banyak kepada saya, saya beruntung. Beruntung memiliki kekuatan yang lebih dibanding kebanyakan orang. Namun dalam kekuatan yang lebih besar, terkandung tanggung jawab yang juga besar. Greater power comes with greater responsibility.
Masalah pendidikan, tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Masalah pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Terlebih kita, warga negara yang lebih beruntung daripada sebagian besar penduduk Indonesia. Perlu kita ingat, bahwa kita menjadi seperti ini, juga karena Indonesia memberikan kesempatan kepada kita. Saatnya untuk give-back to this nation.
 Bapak dan Ibu yang saya hormati,
 Iman Usman dan Belva Devara, pendiri layanan Ruang Guru, adalah 2 anak muda yang patut dijadikan inspirasi. Iman lahir dari keluarga sederhana di Padang. Ayah – Ibu nya bukan termasuk orang yang beruntung dapat merasakan pendidikan sampai tingkat universitas. Namun mereka percaya pendidikan dapat memberikan penghidupan lebih baik bagi anak-anaknya.
Iman mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dan melanjutkan di Columbia University. Belva merupakan lulusan S1 Nanyang dan S2 Standford dan Harvard University. Berdua mereka membangun Ruang Guru yang sekarang ini value nya mencapai 20 juta USD.
Pendidikan dan wawasan penting agar di negara ini makin banyak muncul generasi baru yang cerdas, kreatif, dan cermat mengolah peluang menjadi usaha-usaha baru yang membuka lapangan kerja dan memperkokoh ekonomi bangsa.
The World University Ranking 2017 memposisikan ITB pada peringkat 816 dan Universitas Indonesia pada peringkat 861. Kenyataan yang membuat saya merenung dan berpikir, apa yang membuat universitas-universitas terbaik di Indonesia tidak mampu bersaing untuk menempati peringkat yang lebih baik dan sejajar dengan universitas global lainnya.
10 besar universitas yang masuk dalam The World University Ranking 2017 di antaranya adalah Harvard University, Standford University, Princeton University. To make a comparison, endowment fund di Harvard mencapai 37 Billion USD per tahunnya, Standford dan Princeton masing-masing 25 Billion USD. Sedangkan endowment fund di ITB hanya…..
Bapak dan Ibu sekalian,
Pendidikan membutuhkan dana yang besar. Kita tidak bisa hanya berpangku tangan atau sekedar urun angan. Jangan hanya urun angan, mari turun tangan membantu pendidikan. Ini tanggung jawab kita, warga negara yang telah diberi begitu banyak kesempatan oleh Indonesia.
Saya mengajak Bapak dan Ibu untuk memperkuat endowment fund ITB. Agar ITB dapat terus meningkatkan kualitas pendidikannya dan menjadi bagian yang makin kontributif dalam upaya besar bangsa ini untuk mempersiapkan generasi penerus yang makin berkualitas.
Saya kembali pada 2 pokok pikiran pidato saya ini, kebebasan dan tanggung jawab. Dalam kebebasan dan kesempatan yang telah kita terima dari Indonesia, terkandung tanggung jawab kita untuk give back.
Jangan lupakan itu. Jangan hanya urun angan, mari turun tangan.