JAKARTA (IndependensI.com) – PT (Persero) Angkasa Pura I cepat tanggap dalam hal pelayanan, terutama keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa bandar udara. Cuaca ekstrim hujan disertai angin kencang dan petir yang sempat mengguyur wilayah Banjarbaru dan sekitarnya pada Senin 13 Nopember 2017 malam tepatnya antara pukul 21.00 hingga 22.00 WITA. Peristiwa tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sejumlah fasilitas di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
“Kerusakan terjadi pada plafond terminal kedatangan dan baliho iklan di area parkir yang tertiup angin kencang. Namun hal tersebut direspon secara sigap dan cepat oleh seluruh pihak terkait, baik internal maupun eksternal yang langsung bergegas melakukan perbaikan meski area terdampak masih diguyur hujan,” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi di Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Manajemen Bandara Syamsudin Noor, kata Israwadi, merespon secara cepat dengan melakukan perbaikan terhadap seluruh fasilitas layanan bandara yang terdampak akibat cuaca ekstrim. Berdasarkan standard operating procedure (SOP) pihaknya juga telah melakukan pengecekan dan pembersihan terhadap seluruh fasilitas di sisi udara seperti runway, taxiway, dan apron yang dinyatakan clear and safety untuk operasional penerbangan,.
Cuaca ekstrim tersebut , menurut Israwadi, juga sempat mengganggu jarak pandang di bawah minimum yakni hanya 800 meter. Sementara aerodrome ditutup sekitar satu jam. Namun operasional penerbangan sudah kembali normal sehingga tidak mengganggu pesawat yang mendarat. Semua penerbangan clear pada sekitar pukul 23.30 WITA pada Senin malam 13 November. Namun pada hari Selasa 14 November, pelayanan penumpang dan pesawat tidak terganggu,”katanya.
Ditambahkan, Manajemen PT Angkasa Pura I memastikan bahwa operasional Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin sudah kembali normal. Namun untuk beberapa waktu ke depan masih akan berlangsung perbaikan kerusakan pada fasilitas yang terdampak. “Kami memohon maaf kepada para penumpang dan calon penumpang pesawat udara atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat kegiatan perbaikan tersebut,”kata Israwadi. (kbn)