DENPASAR (IndependensI.com) – Seniman Muslim asal Kebumen, Jawa Tengah, Eddy Ruswanto, merancang dan membuat kolase Bunda Maria terbesar di dunia yang terbuat dari ratusan ribu lembar majalah dan koran berisikan berita tentang kekerasan rumah tangga.
“Kini, kolase Bunda Maria Guadalupe itu disimpan dan dipamerkan di Museum Mahanandi Jalan Raya Jemursari, Surabaya, selama bulan Desember sebagai bentuk upaya menyuarakan keberpihakan gereja pada perempuan dan anak-anak,” kata pemilik Museum Mahanandi, Johan Yan, di Denpasar, Sabtu (16/12/2017).
Dalam surat elektronik yang diterima Antara di Denpasar itu, Dirut PT Total Quality Indonesia itu menjelaskan kolase itu bermula dari ketertarikan seniman Kebumen itu terhadap kisah Bunda Maria dari Guadalupe dalam menghentikan praktik persembahan berdarah lebih dari 50.000 anak anak di 371 kota kaum Aztex dan pertobatan delapan juta penduduk Indian tahun 1531.
“Akhirnya, Eddy Ruswanto mengumpulkan ratusan ribu lembar majalah dan koran berisikan berita tentang kekerasan rumah tangga, berita pemerkosaan di India, berita legalitas aborsi diberbagai belahan dunia, hingga berita pelecehan hak hak perempuan,” katanya.
Sobekan-sobekan pemberitaan tentang kekejaman dunia atas perempuan dan anak anak itu disusun membentuk kolase raksasa Bunda Maria Guadalupe berukuran 3 x 2 meter. Sobekan-sobekan kertas tersebut membentuk Image Bunda Maria Guadalupe dari Tilma Juan Diego (Meksiko).
“Ukuran kolase sebesar tigaxdua meter yang sedemikian besar itu pun membuat Eddy Ruswanto perlu membawa truk khusus untuk mengangkut sobekan-sobekan kertas dan pemberitaan dari seluruh belahan dunia,” katanya.
Walaupun seorang Muslim, katanya, Eddy mengaku mengadakan penyelidikan terhadap Tilma Juan Diego, karena ingin menghadirkan Bunda Maria yang berpihak kepada kaum perempuan dan anak-anak.
“Seniman Kebumen itu berharap kolase pertama di dunia tentang Bunda Maria yang sedang mengandung bayi Yesus ini dapat terselesaikan pada misa Natal 2017 sebagai hadiah Natal bagi Masyarakat Kristiani di Indonesia,” katanya.
Selain itu, mahakarya kolase itu juga dapat menjadi “kado” bagi perempuan dan anak-anak Indonesia, sekaligus corong pembelaan terhadap hak-hak perempuan dan anak di Indonesia.
“Gambar Santa Perawan Maria dari Guadalupe adalah gambar yang diberikan kepada Juan Diego pada penampakan Bunda Maria pada 12 Desember 1531. Gambar dari Tilma ini kaya akan simbolisme dalam Gereja Katolik,” katanya.